Pada akhir perdagangan Jumat dini hari (26/02), harga batubara Rotterdam kontrak paling aktif berakhir di zona negatif. Harga batubara perdagangan dinihari tadi gagal memanfaatkan kenaikan harga minyak mentah.
Pelemahan harga batubara dipicu oleh penurunan harga batubara thermal Eropa dengan diskon lebih dari $ 10 per ton untuk patokan Asia sebagai permintaan yang rendah pada akhir dari musim dingin dan produksi energi terbarukan yang kuat menekan kebutuhan untuk pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.
Lihat : Harga Batubara Rotterdam Tertekan Pelemahan Impor Tiongkok
Suhu rata-rata di sebagian besar benua Eropa diperkirakan turun dari sekitar 3 derajat Celsius, biasanya 1 derajat di bawah norma musiman, menjadi 6-7 derajat pada minggu pertama bulan Maret, menurut data cuaca di Reuters.
Di akhir perdagangan Kamis dini hari harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan April 2016 berada di posisi 43,95 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -0,75 dollar atau setara dengan -1,68 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu harga batubara kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan Februari 2016 ditransaksikan pada posisi 38,40 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi melemah dengan lesunya permintaan dan potensi pelemahan harga minyak mentah akibat kekenyangan pasokan global.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 43,50 dollar dan support kedua di level 43,00 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 44,50 dollar dan 45,00 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang