Di akhir perdagangan bursa saham Jepang Kamis (03/03), indeks Nikkei berakhir melonjak 213,61 poin, atau 1,28 persen, di 16960.16. Penguatan indeks Nikkei terpicu pelemahan Yen dan kenaikan minyak mentah.
Lihat : Indeks Nikkei 3 Maret Dibuka Positif Didukung Berbagai Sentimen Positif
Sore ini yen Jepang melemah terhadap dolar kembali ke 114. Pasangan dolar AS/yen sebelumnya mencapai sesi rendah 113,40. Pada 01:10 waktu HK / SIN, pasangan diperdagangkan naik 0,62 persen di 114,14, dari penutupan Rabu dari 113,40.
Dengan pelemahan yen maka menjadi positif bagi eksportir karena akan meningkatkan keuntungan mereka di luar negeri bila dikonversi ke dalam mata uang lokal. Saham-saham eksportir Jepang sebagian besar naik. Saham Toyota naik 1,39 persen, saham Nissan memperoleh 3,43 persen, dan saham Honda naik 3 persen.
Sementara itu, harga minyak mentah lebih tinggi selama jam Asia, dengan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,38 persen di $ 34,79 per barel, menyusul kenaikan semalam sebesar 0,76 persen. Minyak mentah patokan global Brent naik 0,16 persen di $ 36,99, setelah menetap hingga 0,32 persen selama jam AS.
Kenaikan harga minyak mentah menguatkan saham energi. Saham Inpex berakhir naik tinggi 5,26 persen.
Sedangkan untuk indeks Nikkei berjangka terpantau turun -60 poin atau -0,35% pada 16,930, turun dari perdagangan sebelumnya pada 16,990.
Malam ini akan dirilis data ekonomi AS ISM Non Manufacturing PMI Februari yang diindikasikan berdasarkan hasil konsensus akan menurun. Jika terealisir akan melemahkan dollar AS.
Esok pagi akan dirilis data indikator ekonomi Average Cash Earnings (YoY) Februari, yang diindikasikan naik dari hasil sebelumnya. Hasil positif ini jika terealisir dapat menguatkan Yen.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks Nikkei diperkirakan berpotensi melemah terbatas dengan potensi penguatan Yen. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 16,327-15,836, dan kisaran Resistance 17,381-17,873.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
