Harga gula berjangka ICE ditutup stabil pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Sabtu dini hari (04/03). Harga komoditas ini mengalami pelemahan tipis dengan aksi profit taking, setelah mencatat rally selama pekan ini.
Pada penutupan perdagangan Rabu dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Mei 2016 terpantau turun tipis. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup turun sebesar -0,01 sen atau setara dengan -0,07 persen pada posisi 14,83 sen per pon.
Secara mingguan, harga gula berjangka ICE bukukan lonjakan sebesar 6 persen. Kenaikan harga gula banyak didukung oleh kekuatiran defisit produksi gula.
“Waktu tanaman di Brazil tidak pasti karena hujan terus-menerus,” kata James Kirkup, kepala pialang gula di ABN AMRO di London. Dia mengatakan pasar juga terfokus pada penutupan awal pabrik di India karena kurangnya tebu akibat kekeringan.
Sementara itu, Michael Liddiard konsultasi Agrilion mengatakan kenaikan harga gula didukung oleh ekspektasi defisit gula global. “Pendorong utama adalah diperkirakan karena kekurangan produksi utama untuk dua tahun ke depan,” katanya.
Penguatan harga gula juga didukung oleh penguatan mata uang Real Brazil terkait kondisi politik negara tersebut terkait kasus korupsi yang meluas melibatkan pejabat-pejabat tinggi Brazil.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan potensi penguatan Real Brazil akibat kondisi politik yang belum kondusif dan kekuatiran defisit produksi di negara produsen gula.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 15,30 sen dan 15,80 sen. Sedangkan level Suport yang akan dites jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 14,30 sen dan 13,80 sen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
Editor: Asido Situmorang