Harga Emas naik pada penutupan perdagangan Senin, mendekati tertinggi 13 bulan terpicu pelemahan dolar AS.
Harga emas spot naik 0,63 persen pada $ 1,266.96 per ons. Logam mulia ini telah mencapai puncaknya pada $ 1,279.60 pada hari Jumat, terkuat sejak Februari 2015, sebelum tergelincir karena data AS.
Harga emas berjagka AS untuk pengiriman April turun 0,5 persen pada $ 1.264 per ons, dan terakhir diperdagangkan turun 0,24 persen pada $ 1,267.90.
Lihat : Harga Emas Akhir Pekan Turun Tipis; Mingguan Bukukan Kenaikan 3%
Dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang pada hari Senin karena keuntungan besar dalam harga minyak menghidupkan kembali permintaan untuk euro dan mata uang komoditas, menenangkan kekhawatiran tentang dampak harga komoditas lemah pada ekonomi global.
Indeks dolar, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang, turun 0,2 persen di 97,132, menghapus kenaikan 0,4 persen sebelumnya.
Harapan melemahnya penetapan kenaikan suku bunga AS juga menguatan harga emas. Dengan kondisi suku bunga rendah mendorong investor untuk menaruh uang dalam aset tanpa bunga seperti emas.
Harga emas yang mantap bahkan saat pasar saham AS memperpanjang kenaikan baru-baru ini sebagai gambaran minat investor untuk mempertahankan momentum emas setelah harga rally hampir 20 persen pada tahun 2016 sejauh ini.
Harga Platinum melampaui $ 1.000 per ons tanda untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat bulan, naik sebanyak 3 persen pada $ 1,008.64 per ons. Diskon untuk emas turun menjadi $ 266, dibandingkan dengan rekor tinggi Jumat di atas $ 320.
Paladium juga memiliki hari yang kuat dan naik 4,2 persen menjadi $ 578,50 per ons, tertinggi sejak 12 November. Harga Perak berjangka turun 0,2 persen menjadi 15,67 per ounce.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas masih berpotensi menguat dengan potensi pelemahan dollar AS dan perkembangan ekonomi Tiongkok. Harga emas diperkirakan akan menembus level Resistance $ 1,269.00-$ 1,271.00, dan jika harga turun akan menembus level Supoort $ 1,265.00-$ 1,263.00.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
