Pada penutupan perdagangan Selasa (08/03), indeks Hang Seng di Bursa Hongkong ditutup turun -148,14 poin, atau -0,73 persen, di 20011.58. Pelemahan indeks Hang Seng Pelemahan indeks Hang Seng terpicu negatifnya data perdagangan Tiongkok dan pelemahan harga minyak mentah.
Lihat : Awal Negatif Indeks Hang Seng 8 Maret Terganjal Pelemahan Perdagangan Tiongkok Dan Minyak Mentah
Ekspor Tiongkok turun 25,4% dari tahun sebelumnya menyusul penurunan dari 11,2% pada bulan Januari, data dari Administrasi Umum Bea Cukai menunjukkan hari Selasa (08/03). Angka-angka menunjukkan bahwa pengiriman luar negeri Tiongkok, terus menyeret pada kinerja ekonomi secara keseluruhan. Angka bulan Februari untuk ekspor di bawah perkiraan rata-rata untuk penurunan 15% oleh 17 ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal.
Lihat : Ekspor Februari Tiongkok Turun 8 Bulan Beruntun
Sementara itu harga minyak mentah tergelincir selama jam Asia, dengan harga meinyak mentah berjangka patokan global Brent turun 1,25 persen pada $ 40,33, pada 03:13 waktu HK / SIN, setelah ditutup pada 2016 puncaknya dari $ 40,84 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS juga turun 1,13 persen pada $ 37,46, setelah menyelesaikan di $ 37,90 per barel semalam.
Pada penutupan perdagangan sore ini saham-saham yang menekan bursa Hong Kong adalah saham Sands China Ltd yang turun -3,68%, saham China Resources Land Ltd turun -3,48%, saham Sino Land Co Ltd turun -2,68%, saham China Resources Power Holdings Co Ltd turun -2,40, saham China Mengniu Dairy Co Ltd turun -2,30%.
Sementara itu pergerakan indeks berjangka Hang Seng terpantau turun -172 poin atau -0,85% pada 19,970.00, turun dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 20,142.00.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Hang Seng selanjutnya masih berpotensi melemah terbatas dengan potensi kekuatiran ekonomi Tiongkok dan pelemahan harga minyak mentah. Indeks Hang Seng diperkirakan akan bergerak di kisaran Support 19.446-18.913 dan kisaran Resistance 20.445-20.978.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
