Pada akhir perdagangan Rabu dini hari (09/03), harga batubara Rotterdam turun tertekan merosotnya harga minyak mentah.
Harga minyak mentah merosot persen pada akhir perdagangan Selasa terpicu berbagai sentimen bearish dari Goldman Sachs, perkiraan peningkatan pasokan dan pernyataan Kuwait.
Lihat : Harga Batubara Rotterdam Naik Terbantu Penguatan Minyak Mentah
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berjangka turun 3,7 persen, atau $ 1,40, pada $ 36,50 per barel, setelah sempat menguat ke level tertinggi tiga bulan pada $ 38,39.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun $ 1,28, atau 3,09 persen, pada $ 39,58 per barel, setelah enam hari keuntungan berturut-turut. Selama sesi itu mencapai tertinggi 2016 pada $ 41,48, yang merupakan kenaikan 50 persen dari 12 tahun terendah pada $ 27,10 yang terjadi kurang dari dua bulan yang lalu.
Dengan pelemahan harga minyak mentah tersebut, harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan April 2016 turun di posisi 45,40 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -0,95 dollar atau setara dengan -2,05 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi turun dengan sentimen negatif kekenyangan persediaan minyak mentah yang akan melemahkan minyak mentah. Namun bisa terangkat jika kesepakan pemotongan produksi oleh produsen minyak OPEC dan non-OPEC mencapai hasil yang final. Melemahnya harga komoditas ini diperkirakan akan berlangsung terus akibat permintaan global yang masih sangat lemah.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 43,90 dollar dan support kedua di level 43,40 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 45,90 dollar dan 46,40 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang