Harga minyak mentah melonjak pada akhir perdagangan Rabu terdorong keyakinan pasar akan peningkatan permintaan energi mengimbangi persediaan minyak mentah AS yang mencapai rekor tertinggi untuk minggu keempat.
Administrasi Informasi Energi (EIA) AS menyatakan persediaan minyak mentah naik 3,9 juta barel menjadi hampir 522 juta barel, seperti yang diperkirakan oleh analis dalam jajak pendapat Reuters.
Namun persediaan bensin turun 4,5 juta barel, lebih dari jumlah yang disurvei dari 1,4 juta barel. Hal ini meyakinkan pasar bahwa permintaan bensin telah meningkat dan memberikan sentimen yang positif.
Lihat : Harga Minyak Mentah Dilemahkan Penguatan Dolar AS Dan Rendahnya Permintaan
Harga minyak mentah juga mendapat dukungan dari spekulasi bahwa produsen minyak tingkat atas mungkin setuju untuk segera melakukan pembekuan produksi.
Pada awal sesi, minyak mentah rally setelah seorang pejabat minyak Irak mengatakan kepada surat kabar negara bahwa produsen anggota maupun non-anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak berencana untuk bertemu di Moskow pada 20 Maret untuk membahas pembekuan produksi. Namun kementerian energi Rusia mengatakan tidak ada tanggal atau tempat telah ditetapkan untuk pertemuan tersebut.
Harga minyak mentah berjangka AS menetap $ 1,79 lebih tinggi, atau 4,9 persen, pada $ 38,29 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent naik $ 1,29 ke $ 40,94 per barel, setelah menyentuh level tertinggi tiga bulan pada Selasa di atas $ 41.
Kekhawatiran tentang pasokan minyak terlalu banyak disebabkan harga minayk mentah patokan global Brent jatuh 3 persen pada Selasa, menepis reli enam hari setelah mencapai posisi 2016 tertinggi di atas $ 40. Tetapi membeli minyak mentah kembali pada Rabu, karena pembicaraan tentang tindakan OPEC.
Harga minyak telah meningkat sekitar 25 persen sejak Arab Saudi, Qatar, Venezuela dan anggota non OPEC-eksportir Rusia mengatakan pada pertengahan Februari mereka akan menetapkan pasokan di tingkat Januari jika ada cukup dukungan dari produsen lain.
Konsultan energi Wood Mackenzie mengatakan diperkirakan “harga rata-rata tahunan untuk 2016 lebih rendah dari tahun 2015 dan kemudian pulih pada tahun 2017, yang mencerminkan kelebihan pasokan besar dan tingkat tinggi persediaan pada paruh pertama 2016.”
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan sesi Asia selanjutnya harga minyak mentah berpotensi menguat dengan harapan peningkatan permintaan dan pembicaraan pembekuan produksi. Harga minyak mentah diperkirakan menembus kisaran Resistance $ 38,80-$ 39,30 dan jika harga turun akan menembus kisaran Support $ 37,80-$ 37,30.
Freddy/VMV/VBN/Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang