Harga minyak mentah naik tipis pada awal perdagangan Jumat didukung oleh melemahnya dolar AS, yang membuat minyak lebih murah bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya, dan investasi uang.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada $ 38,11 per barel pada 0048 GMT, naik 27 sen dari penutupan terakhir mereka.
Para pedagang mengatakan bahwa dukungan harga datang dari melemahnya dolar, yang pada hari Kamis turun 2,5 persen terhadap sekeranjang mata uang dalam perdagangan volatile setelah agresifnya pengaruh kebijakan Bank Sentral Eropa mereda.
Lihat : Kekenyangan Global Masih Menekan Harga Minyak Mentah
Melemahnya dolar dapat dilihat mendukung harga minyak karena membuat dolar diperdagangkan lebih murah bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya, berpotensi memacu permintaan bahan bakar.
Para pedagang mengatakan harga juga mendapat dukungan dari uang dana mengalir ke pasar minyak.
Kenaikan harga Jumat setelah kerugian hari sebelumnya setelah pertemuan antara produsen utama untuk mengkoordinasikan pembekuan produksi tampak tidak mungkin berlangsung tanpa Iran ikut serta.
Dengan dibebaskan dari sanksi internasional yang lebih dari setengahnya produksi untuk sedikit lebih dari 1 juta barel per hari (bph), Iran mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam perjanjian yang diusulkan antara produsen atas Arab Saudi dan Rusia untuk membekukan produksi di tingkat Januari, ketika keduanya memproduksi lebih dari 10 juta barel per hari.
Karena kekenyangan global dalam pasokan, yang melihat lebih dari 1 juta barel minyak mentah yang diproduksi setiap hari lebih dari permintaan dan yang telah meninggalkan tangki penyimpanan di seluruh dunia penuh dengan minyak yang tidak terjual, para analis mengatakan bahwa pengurangan mendasar dalam persediaan, misalnya melalui produksi dipotong, harus terjadi sebelum harga jauh lebih tinggi.
“Fundamental yang mendukung diperlukan untuk mendorong harga lebih tinggi,” kata bank ANZ pada hari Jumat, tetapi menambahkan bahwa fundamental ini adalah saat ini tidak terlihat sebagai “kesempatan pernyataan penurunan produksi adalah lemah dan Iran tampak berkomitmen untuk memperluas produksi minyak.”
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi melemah dengan masih kuatnya sentimen kekenyangan global, kecuali ada kemajuan dalam kesepakatan pembekuan produksi dengan keikutsertaan Iran. Harga minyak diperkirakan akan menembus kisaran Support $ 37,50-$ 37,00, namun jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 38,50-$ 39,00.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang