Harga minyak mentah turun lebih dari 3 persen pada akhir perdagangan hari Senin tertekan kekuatiran persediaan minyak mentah AS yang terus meningkat dan Iran mempertahankan sedikit minat dalam pembekuan produksi global.
Perusahaan intelijen pasar Genscape melaporkan persediaan meningkat 585.854 barel di Cushing, Oklahoma, membuat titik pengiriman minyak mentah berjangka AS tersebut mendekati kapasitas, demikian dinyatakan para pedagang yang melihat data tersebut.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak mengatakan permintaan global untuk minyak mentah dari anggotanya, termasuk Arab Saudi, Irak dan Iran, akan kurang dari yang diperkirakan sebelumnya pada tahun 2016 karena bersaing dengan pasokan non-OPEC. Pasokan OPEC kemungkinan akan melebihi permintaan sekitar 760.000 barel per hari, naik dari 720.000 bph yang diperkirakan sebelumnya,
Sementara itu Rusia mengatakan pertemuan OPEC pada pembekuan produksi dengan produsen minyak utama lainnya mungkin akan diadakan di Doha di bulan depan. Dikatakan Iran mendukung rencana tersebut, meskipun Teheran sangat ingin untuk mengembalikan ekspor minyak mentahnya pertama pada tingkat pra-sanksi.
Bank investasi Morgan Stanley memperkirakan kisaran perdagangan $ 25- $ 45 untuk minyak mentah AS di pasar yang kelebihan pasokan tapi volatile, demikian pemandangan beberapa analis.
Harga minyak mentah AS berada pada $ 37,18 per barel, turun $ 1,32, atau 3,43 persen. Ini mencapai tiga bulan tinggi $ 39,02 pada hari Jumat, melonjak dari terendah 12-tahun dari $ 26,05 sebulan sebelumnya.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent turun 73 sen, atau 1,81 persen, pada $ 39,66 per barel. Patokan minyak mentah global itu jatuh ke terendah tahun 2003 pada $ 27,10 pada akhir Januari
Lihat : Harga Minyak Mentah Stabil; Kekenyangan Global Masih Mengancam
Beberapa analis memperkirakan gambaran pasokan-permintaan lebih bearish saat pemerintah AS mengeluarkan data minyak mingguan pada hari Rabu. laporan pekan lalu menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah hampir 4 juta barel di atas 521.000.000 barel, minggu keempat berturut-turut tumbuh ke rekor tertinggi.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah sesi Asia berpotensi melemah dengan dengan menguatnya dolar AS dan kekuatiran ekonomi Tiongkok yang memicu keuatiran pelemahan permintaan. Namun bisa menguat jika ada sentimen positif kemajuan dalam kesepakatan pembekuan produksi. Harga minyak diperkirakan akan menembus kisaran Support $ 36,50-$ 36,00, namun jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 37,50-$ 38,00.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang