Harga Minyak Mentah Mingguan Anjlok 4 Persen, Data Persediaan Menjadi Fokus

645

Harga minyak mentah pada pekan lalu bukukan hasil negatif.Baik harga minyak mentah berjangka AS, maupun harga minyak mentah berjangka patokan internasional Brent, keduanya untuk kontrak Mei 2016, bukukan hasil negatif.

Minyak mentah berjangka AS pekan lalu anjlok sekitar 4 persen. Pada awal perdagangan awal pekan Senin lalu sempat bukukan hasil positif 1 persen terdorong persediaan minyak mentah AS di titik pengiriman Cushing, Oklahoma untuk minyak berjangka AS turun untuk pertama kalinya sejak Januari. Namun hari berikutnya pada Selasa turun 0,1 persen tertekan kekuatiran serangan teoris di Brussels Belgia. Pada hari Rabu lalu bahkan anjlok hingga persen akibat persediaan mingguan di AS naik tinggi, bahkan sekitar 3 kali dari perkiraan analis. Dan sentimen tersebut terus menekan hingga akhir perdagangan menutup minggu sebelum libur Good Friday dan Paskah, turun 0,8 persen.

Sedangkan minyak mentah berjangka Brent, turun hampir 2 persen, atau tepatnya sekitar 1,8 persen. Tren minyak mentah Brent sama dengan minyak mentah WTI AS. Hanya saat serangan teroris Brussels, Brent justru naik sekitar 26 sen atau 0,6 persen. Saat Senin naik positif 0,83 persen. Saat hari Rabu, saat persediaan mingguan AS naik tinggi, harga Brent juga anjlok 3,16 persen. Dan sebelum libur Good Friday, turun tipis 0,07 persen.

Lihat : Harga Minyak Mentah Turun Tertekan Berbagai Sentimen Bearish

Pekan lalu, terlihat sentimen kekenyangan global masih menjadi kekuatiran besar di perdagangan pasar minyak mentah. Meningkatnya persediaan mingguan minyak mentah AS, sekitar tiga kali perkiraan analis, membuat harga minyak mentah anjlok.

Sementara beberapa sentimen yang mendukung kenaikan minyak mentah rencana oleh OPEC dan produsen utama lainnya untuk membekukan produksi pada tingkat tinggi bulan Januari, masih perlu dicermati dan masih adanya berbagai kendala.

Qatar telah mengundang semua 13 anggota OPEC untuk pertemuan di Doha pada 17 April untuk putaran pembicaraan untuk memperluas kesepakatan pembekuan produksi di tingkat Januari.

Namun Libya dan Iran telah menolak inisiatif, dengan alasan bahwa mereka akan perlu untuk meningkatkan produksi minyak mereka lebih jauh menuju target pemulihan minyak mereka sebelum mempertimbangkan bergabung dalam pembekuan produksi.

Untuk pekan ini, diperkirakan data persediaan mingguan minyak mentah AS, yang biasanya dirilis API pada Selasa, dan EIA pada Rabu, akan menjadi perhatian penting para investor. Dimana jika terjadi hasil yang meningkat, dapat menekan kembali harga minyak mentah.

Sentimen penekan harga minyak mentah juga yang perlu diperhatikan adalah penguatan dollar AS. Pekan lalu beberapa pejabat Fed terus menyuarakan hawkish untuk segera menaikkan suku bunga AS, dan sentimen tersebut membuat mata uang dollar AS terus menguat. Diperkirakan faktor ini juga bisa menjadi penekan harga minyak mentah AS pekan ini.

Pada akhir pekan lalu, sebelum libur Good Friday, harga minyak mentah berjangka AS turun 33 sen, atau 0,8 persen, pada $ 39,46 per barel. Sedangkan marga minyak mentah berjangka Brent turun 2 sen menjadi $ 40,45 per barel.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah awal pekan ini masih berpotensi melemah dengan sentimen kekenyangan global dan penguatan dollar AS. Harga diperkirakan menembus kisaran Support $ 39,00-$ 38,50, dan jika harga rebound akan menembus kisaran Resistance $ 40,00-$ 40,50.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here