Pergerakan saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang fantastis sejak akhir pekan lalu hingga berhasil menyentuh posisi saham tertinggi dalam 1 tahun pada perdagangan hari Rabu (13/04), terhenti oleh profit taking lokal pada perdagangan hari Kamis (14/04) kemarin. Aksi investor lokal tersebut terus berlanjut hingga akhir perdagangan pekan ini, sehingga membuat saham bergerak negatif meski sempat dibuka positif.
Maskapai penerbangan yang baru saja mendapat penghargaan dari lembaga pemeringkat penerbangan global Inggris (Skytrax) sebagai maskapai penerbangan bintang lima dunia tanggal 17 Februari lalu mengumumkan pendapatan operasional periode Januari-Februari 2016 yang menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari laporan tersebut, dalam 2 bulan pertama tahun ini GIAA mendapatkan hanya US$447,85 miliar sedang periode yang sama tahun 2015 mencapai US$503,61 juta. Selain itu program quick wins GIAA dalam periode tersebut berhasil menurunkan beban operasional menjadi US$445,96 juta sedangkan periode serupa tahun sebelumnya US$499,97 juta. Dalam rupiah beban turun sekitar Rp700 miliar.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Jumat (15/04) saham GIAA dibuka kuat pada level 530 dari penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 525. Hingga saat ini bergerak negatif oleh tekanan jual lokal dengan volume perdagangan saham sudah mencapai 520 lot saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham GIAA sebelumnya bergerak bearish dengan indikator MA masih bergerak naik dan Stochastic turun ke area tengah. Sementara itu indikator Average Directional Index terpantau bergerak naik dengan +DI yang bergerak turun menunjukkan koreksi lanjutan, dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya diprediksi rekomendasi trading hari ini pada target level resistance di level 545 hingga target support di level 515.
Lens Hu/VMN/VBN/ Senior Analyst at Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens