Harga kakao berjangka ICE Futures turun tipis pada akhir sesi perdagangan akhir pekan Sabtu dini hari (16/04). Harga kakao berjangka di ICE Futures New York mengalami pelemahan tertekan penurunan permintaan kakao dari Amerika Utara.
Namun penurunan karena kekuatiran permintaan tersebut tertahan dengan adanya sentimen penurunan produksi di Pantai Gading.
Pantai Gading, produsen biji kakao terbesar, telah melihat penurunan 5% tahun-ke-tahun pada kedatangan biji kakao di pelabuhan pada tahun pemasaran yang berakhir 30 September, tapi menteri keuangan negara itu memperkirakan penurunan 11% tahun ini menjadi 1,6 juta ton, kata perusahaan.
International Cocoa Organization baru-baru ini menaikkan proyeksi untuk permintaan untuk melampaui pasokan kakao oleh 118.000 ton dari 96.000 ton pada perkiraan terakhir, diperkirakan menjatuhkann persediaan kakao ke enam tahun rendah.
Lihat : Harga Kakao ICE Turun Tertekan Penurunan Penggilingan Eropa
Di akhir perdagangan harga kakao berjangka kontrak Juli 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan pelemahan. Harga komoditas tersebut ditutup turun tipis sebesar -1 dollar atau -0,03 persen pada posisi 2.987 dollar per ton. Namun secara mingguan, harga kakao masih mencatatkan hasil positif, naik 3,21 persen, terdukung penurunan dan gangguan produksi serta pelemahan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan berpotensi menguat terbatas dengan kekuatiran penurunan dan hambatan produksi kakao.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level Resistance pada posisi 3.050 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus, maka level selanjutnya adalah 3.100 dollar. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan ada pada 2.950 dollar dan 2.900 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
