Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dini hari (23/04) berakhir lemah, terpicu penguatan dollar AS.
Kenaikan nilai tukar dollar AS membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih mahal bagi para pembeli luar negeri sehingga permintaannya ikutan tergerus melemah.
Pada akhir perdagangan mata uang kemarin, pasangan mata uang USDBRL naik 0,93% pada 3.5647 per dollar AS. Lemahnya mata uang di negara-negara produsen cenderung membuat harga kopi tetap rendah dalam waktu dekat.
Pada penutupan perdagangan Sabtu dini hari harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Juli 2016 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melemah sebesar -0,32 sen atau setara dengan -0,23 persen pada posisi 15,47 sen per pon.
Namun secara mingguan harga gula ICE masih mencatatkan kenaikan 1,78 persen. Kenaikan tersebut terpicu kekuatiran defisit produksi gula dan penguatan mata uang Real Brazil.
Lihat : Harga Gula ICE Turun Tergerus Penguatan Dollar AS
Malam nanti akan dirilis data ekonomi AS New Home Sales Maret yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan berpotensi menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan harapan panen produksi gula di Brazil dan penguatan dollar AS.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 15,00 sen dan 14,50 sen. Sedangkan level Resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 16,00 sen dan 16,50 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang