Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Kamis dini hari (28/04) berakhir turun terpicu peningkatan panen tebu di Brazil.
Asosiasi industri Unica melaporkan bahwa penghancuran tebu mencapai 32.840.000 ton pada paruh pertama bulan April, naik dari 14.030.000 pada paruh kedua Maret.
Sedangkan sebuah survei Platts memperkirakan penghncuran tebu mencapai 29,4 juta ton pada semester pertama bulan April, naik 126 persen secara tahunan.
Dengan peningkatan hasil panen tebu tersebut, maka produksi gula diperkirakan akan booming, berkat ketersediaan tebu lebih tinggi dari tahun lalu, serta hasil gula yang lebih tinggi, dan pabrik semakin mendukung gula atas produksi etanol.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Juli 2016 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melemah sebesar -0,21 sen atau setara dengan -1,31 persen pada posisi 15,84 sen per pon.
Lihat : Harga Gula ICE Naik Terdorong Penguatan Real Brazil
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan harapan panen produksi gula di Brazil.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 15,30 sen dan 14,80 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 16,30 sen dan 16,80 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang