Harga kakao berjangka ICE Futures turun pada akhir sesi perdagangan akhir pekan Sabtu dini hari (07/05). Harga kakao berjangka di ICE Futures New York mengalami penurunan tertekan menguatnya dollar AS.
Pada akhir perdagangan mata uang kemarin, indeks Dollar AS sempat melemah setelah rilis data Non Farm Payroll yang merosot. Namun dolar AS berbalik lebih tinggi terhadap mata uang utama setelah Presiden Fed New York William Dudley mengatakan kepada New York Times bahwa dua kenaikan suku bunga pada tahun 2016 tetap menjadi “harapan yang masuk akal.” Indeks Dollar AS berakhir naik 0,10 persen pada 93.83.
Penguatan dollar AS membuat komoditas kakao yang dijual dalam mata uang dollar AS ini menjadi lebih mahal, sehingga permintaan menurun.
Lihat : Harga Kakao ICE Turun Tertekan Penguatan Dollar
Di akhir perdagangan harga kakao berjangka kontrak Juli 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan pelemahan. Harga komoditas tersebut ditutup turun sebesar -84 dollar atau -2,66 persen pada posisi 3.074 dollar per ton.
Hasil negatif tersebut semakin menekan harga kakao secara mingguan yang anjlok -4,92 persen, terpicu penguatan dollar AS.
Namun sentimen bullish masih membayangi harga kakao. Pasar tetap didukung oleh awal yang lambat untuk pertengahan panen di petani Pantai Gading, dengan data kedatangan produksi mingguan di pelabuhan kemungkinan harus diawasi dengan ketat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan berpotensi menguat terbatas dengan kekuatiran hambatan produksi.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level Resistance pada posisi 3.120 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus, maka level selanjutnya adalah 3.170 dollar. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penguatan ada pada 3.020 dollar dan 2.970 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang