Harga gula berjangka ICE ditutup naik pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Selasa dini hari (17/05). Harga komoditas ini mengalami penguatan dengan naiknya mata uang Real Brazil.
Pada penutupan perdagangan mata uang kemarin Real Brazil menguat terhadap dolar AS. Pasangan kurs USDBRL berakhir turun -0,66 persen pada 3.5018.
Penguatan Real Brazil adalah sentimen bullish untuk harga komoditas dalam mata uang dolar AS, membuat ekspor kurang menarik dalam mata uang lokal. Brasil adalah produsen top dunia dari gula.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Juli 2016 terpantau menguat. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup naik sebesar 0,15 sen atau setara dengan 0,90 persen pada posisi 16,89 sen per pon.
Lihat : Harga Gula ICE Akhir Pekan Retreat; Mingguan Melonjak 6 Persen
Namun sentimen bearish harga gula masih membayangi. Perhatian bergeser ke rilis data Brasil industri tebu (Unica), yang menunjukkan penaksiran tebu yang cepat. Pabrik gula di wilayah pusat-selatan Brazil menghancurkan 36.070.000 ton tebu pada paruh kedua bulan April, jumlah rekor untuk periode tersebut, karena cuaca kering bulan lalu mendorong awal yang kuat untuk musim 2016/17.
S & P global Platts mengatakan dalam sebuah survei analis sebelum data dirilis, diperkirakan penghancuran pada 36.270.000 ton.
Carlos Mera, analis komoditas senior Rabobank, mengatakan data Unica ini sejalan dengan harapan untuk sedikit bearish, mencatat lebih besar dari alokasi yang diharapkan dari tebu menjadi gula bukan etanol.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas dengan meningkatnya penghancuran tebu. Namun jika Real Brazil terus melonjak, dapat mengangkat harga gula. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 16,40 sen dan 15,90 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 17,40 sen dan 17,90 sen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang