Pada akhir perdagangan Kamis dini hari (19/05), harga batubara Rotterdam berakhir turun tertekan pelemahan harga minyak mentah.
Harga minyak mentah turun pada akhir perdagangan hari Rabu, karena dolar melonjak setelah rilis risalah pertemuan Federal Reserve AS yang menunjukkan pembuat kebijakan bisa menaikkan suku bunga pada bulan Juni.
Sebuah penguatan dollar AS membuat komoditas dalam denominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Lihat : Risalah FOMC : The Fed Memungkinkan Kenaikan Suku Bunga Bulan Juni
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate turun 12 sen lebih rendah, atau 0,25 persen, pada $ 48,19 per barel. Sesi tinggi adalah $ 48,95, tertinggi sejak pertengahan Oktober.
Sedangkan harga minyak mentah internasional Brent turun 46 sen ke $ 48,80 per barel. Mencapai $ 49,85 sebelumnya, tertinggi sejak November.
Lihat : Harga Minyak Mentah Merosot Setelah Rilis FOMC
Dengan pelemahan harga minyak mentah tersebut, harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Juli 2016 turun di posisi 48,75 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -0,40 dollar atau setara dengan -0,81 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Lihat : Harga Batubara Rotterdam ICE Tertekan Penguatan Dollar AS
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi turun dengan sentimen pelemahan minyak mentah akibat sentimen penguatan dollar AS dan kelebihan pasokan.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 48,25 dollar dan support kedua di level 47,75 dollar. Sedangkan level resistance yang akan diuji jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 49,25 dollar dan 49,75 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang