Minggu lalu merupakan minggu yang sibuk khususnya di Inggris dimana akan segera diadakan pemungutan suara untuk menentukan apakah negara ini akan tetap menjadi anggota Uni Eropa yang memberikan implikasi yang besar terhadap pasar emas.
Pasar emas mengalami kemunduran pada hari Kamis dengan harga emas kehilangan semua keuntungan yang diperoleh sejak pertemuan Federal Reserve yang terakhir. Namun, pada akhir minggu lalu metal berharga masih bisa ditutup dengan harga naik.
Harga emas Comex bulan Agustus terakhir diperdagangkan di $1,293.60 per ons, naik 1.2% selama seminggu. Pasar masih dalam jalur naik untuk ketiga kalinya berturut-turut ditutup dengan positip.
Sementara emas berhasil mempertahankan sebagian dari kenaikannya, perak mengalami hal yang berbeda dengan harga yang hampir tidak berubah sampai akhir minggu lalu. Perak Comex bulan Juli terakhir diperdagangkan di $17.415 per ons, hanya naik 0.5% selama minggu lalu.
Dari 23 analis dan trader yang mengambil bagian di dalam survei professional pasar, 15 atau 65% mengatakan mereka “bullish” terhadap harga emas minggu ini. Baik kubu “bearish” maupun “netral” mendapatkan 4 suara atau 17%.
Sementara itu, dari survey online dari Kitco yang diikuti oleh 852 orang, 683 responden atau 80% mengatakan mereka “bullish” terhadap harga emas minggu ini, 115 atau 13% mengatakan “bearish” dan 54 atau 6% netral.
Pada minggu lalu, 62% dari professional pasar dan 74% dari investor ritel mengatakan mereka “bullish” terhadap emas. Ini adalah minggu kedua kedua kubu berpendapat yang sama bahwa harga emas akan naik. Dan sekali lagi mereka benar. Emas Comex bulan Agustus naik $14.40 atau 1.1% selama seminggu yang lalu menjadi $1,290.30 per ons pada waktu 11:25 a.m. EDT.
Bagaimana emas akan bergerak minggu ini sangat tergantung kepada hasil dari pemungutan suara dari masyarakat Inggris apakah mereka akan tetap di Uni Eropa dengan hasil polling sementara yang bervariasi satu dengan yang lainnya. Brexit merupakan pendorong kenaikan harga emas dan sebaliknya.
Ferli/VMN/VBN /Senior Analyst Vibiz Research Center
