Harga CPO 21 Juni Terganjal Penguatan Ringgit dan Pelemahan Minyak

606

Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada perdagangan Selasa siang (21/06) terpantau turun. Pelemahan harga CPO siang ini terpicu menguatnya nilai tukar Ringgit terhadap dollar AS dan pelemahan harga minyak mentah.

Pada siang ini terpantau dollar AS melemah terhadap Ringgit. Terpantau kurs pasangan dollar AS-Ringgit, turun -0,23% pada 4.0530.

Penguatan Ringgit menjadikan harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih mahal bagi pembeli luar negeri sehingga permintaannya menurun.

Lihat : Harga CPO 20 Juni Lemah Tergerus Penguatan Ringgit

Harga minyak mentah turun di awal perdagangan Asia pada Selasa (21/06) setelah dua hari rally kuat yang dipicu oleh kekhawatiran Inggris akan meninggalkan Uni Eropa setelah referendum pekan ini, memungkinkan pelaku pasar untuk fokus kembali pada masalah kelebihan pasokan.

Harga minyak mentah berjangka AS kontrak Juli yang berakhir sebagai bulan depan ini turun 18 sen ke $ 49,19 per barel pada 0046 GMT. Kontrak Agustus lebih aktif diperdagangkan, yang menjadi kontrak baru bulan depan hari Rabu, turun 19 sen pada $ 49,77. Kontrak ditutup naik hampir 3 persen pada $ 49,96 pada hari Senin.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka kontrak bulan depan Agustus Brent turun 31 sen ke $ 50,34 per barel. Pada hari Senin naik $ 1,48, atau 3 persen, ke $ 50,65 per barel. Kontrak tersebut telah meningkat sekitar 7 persen sejak pemukiman Kamis, setelah jatuh 10 persen dalam enam sesi sebelumnya.

Lihat : Harga Minyak Mentah Turun Terpicu Sentimen Peningkatan Produksi

Penurunan harga minyak mentah menjadi pemicu sentimen negatif yang membuat harga CPO dalam trend melemah. Pelemahan harga minyak mentah membuat bahan bakar alternatif seperti yang dibuat dari CPO menurun permintaannya.

Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami pelemahan Harga kontrak September 2016 yang merupakan kontrak paling aktif melemah sebesar 13 ringgit dan diperdagangkan pada posisi 2.387 ringgit per ton.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya berpotensi turun dengan potensi penguatan Ringgit. Pergerakan harga juga bisa dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan pasokan global.

Harga CPO berjangka kontrak September 2016 di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level Support pada posisi 2.340 ringgit dan 2.290 ringgit. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi penguatan ada pada posisi 2.440 ringgit dan 2.490 ringgit.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here