Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada akhir perdagangan Jumat (24/06) berakhir turun tipis. Pelemahan harga CPO terpicu keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa yang menekan pasar keuangan dan pasar saham global, menimbulkan kekuatiran ekonomi global.
Inggris telah memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa, memaksa pengunduran diri Perdana Menteri David Cameron, menjadi pukulan terbesar untuk proyek kesatuan Eropa yang lebih besar sejak Perang Dunia II.
Pasar keuangan global jatuh karena hasil dari referendum Kamis menunjukkan suara Brexit unggul 52 persen versus 48 persen suara Bremain.
Pound jatuh lebih dari 10 persen terhadap dolar ke level yang terakhir terlihat pada tahun 1985, terbesar satu hari jatuh dalam sejarah, di tengah kekhawatiran keputusan bisa memukul investasi dalam perekonomian terbesar kelima di dunia, mengancam peran London sebagai ibukota keuangan global dan mengantar bulan ketidakpastian politik.
Lihat : Brexit Terjadi, Inggris Tinggalkan Uni Eropa; Cameron Akan Mundur Oktober
Namun melemahnya nilai tukar Ringgit terhadap dollar AS, menahan pelemahan harga CPO lebih lanjut, sehingga hanya turun tipis.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini berakhir turun. Harga kontrak September 2016 yang merupakan kontrak paling aktif melemah sebesar 2 ringgit dan diperdagangkan pada posisi 2.379 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan potensi pelemahan ringgit yang tertekan penguatan dollar AS. Pergerakan harga juga bisa dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan pasokan global.
Harga CPO berjangka kontrak September 2016 di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 2.430 ringgit dan 2.480 ringgit. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi pelemahan ada pada posisi 2.330 ringgit dan 2.280 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang