Harga minyak merosot lebih dari 6 persen pada hari Jumat setelah keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa, meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi yang lebih luas yang dapat mengurangi permintaan.
Inggris telah memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa, memaksa pengunduran diri Perdana Menteri David Cameron, menjadi pukulan terbesar untuk proyek kesatuan Eropa yang lebih besar sejak Perang Dunia II.
Pasar keuangan global jatuh karena hasil dari referendum Kamis menunjukkan suara Brexit unggul 52 persen versus 48 persen suara Bremain.
Pound jatuh lebih dari 10 persen terhadap dolar ke level yang terakhir terlihat pada tahun 1985, terbesar satu hari jatuh dalam sejarah, di tengah kekhawatiran keputusan bisa memukul investasi dalam perekonomian terbesar kelima di dunia, mengancam peran London sebagai ibukota keuangan global dan mengantar bulan ketidakpastian politik.
Lihat : Brexit Terjadi, Inggris Tinggalkan Uni Eropa; Cameron Akan Mundur Oktober
Harga minyak mentah berjangka AS turun $ 2,21 atau 4,41 persen pada $ 47,90 per barel. Sedangkan minyak mentah AS turun $ 2,33 atau 4,88 persen pada $ 48,58 per barel.
Sebelumnya pada hari itu, harga ninyak turun sebesar lebih dari $ 3, atau lebih dari 6 persen, terbesar penurunan intra-hari untuk kedua sejak 18 April, ketika pertemuan produsen minyak dunia atas gagal menyepakati output pembekuan.
Sterling merosot 10 persen pada nilai terlemah sejak pertengahan 1980-an. FTSE 100 turun lebih dari 8 persen di terbuka, dengan sektor bank di antara yang paling terpukul.
Perusaahaan Minyak BP mengatakan pada hari Jumat kantor pusat akan tetap di Inggris, meskipun suara Brexit menang.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi bergerak merosot dengan potensi penguatan dollar AS setelah keputusan Brexit. Harga akan menembus kisaran Support $ 47,40- $ 46,90, dan jika harga naik akan menembus kisaran Resistance $ 48,40 – $ 48,90.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang