Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau dalam volatilitas tinggi setelah rilis hasil referendum Brexit di Inggris yang memilih untuk keluar dari Uni Eropa. Bursa global semuanya bergejolak, namun IHSG segera rebound lagi oleh masuknya arus dana asing, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah tipis saja ke level 4,834.17, setelah sempat melorot sampai 4754. Untuk minggu berikutnya ini (27 Juni – 1 Juli) IHSG terlihat sedang berkonsolidasi menunggu efek reaksi bursa kawasan berikutnya. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 4900 dan 4940, sedangkan support di level 4754 dan kemudian 4690.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat mengalami lagi sedikit koreksi sementara dollar di pasar global sedang terdongkrak oleh melorotnya nilai pound sterling setelah Brexit, di mana secara mingguan rupiah agak melemah ke level 13,370. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,695 dan 13,805, sementara support di level 13,230 dan 13,075.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Final GDP q/q dan CB Consumer Confidence pada Selasa malam; dilanjutkan dengan rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; kemudian data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis ISM Manufacturing PMI pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: diawali dengan pidato ECB President Draghi di Forum ECB pada Selasa dini hari; lalu berupa rilis data Current Account Inggris pada Kamis sore; diteruskan dengan rilis ISM Manufacturing Inggris pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Manufacturing PMI dan Caixin Manufacturing PMI China pada Jumat pagi.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat menguat setelah pound terperosok oleh keputusan referendum Brexit, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau naik ke level 95.480. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah ke level 1.1085. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1090 dan 1.0820 sementara resistance pada 1.1426 dan kemudian 1.1620.
Poundsterling minggu lalu terlihat tergelincir sekitar -10% ke level 1.3632 terhadap dollar, sempat anjlok di posisi 30 tahun terendahnya. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.3500 dan kemudian 1.3225, sedangkan resistance pada 1.4770 dan 1.4805. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 102.27. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 107.90 dan 111.45, serta support pada 100.90 serta level 98.95. Sementara itu, Aussie dollar terpantau naik ke level 0.7464. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7285 dan 0.7145, sementara resistance level di 0.7720 dan 0.7850.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah di tengah gejolak pasar financial setelah keputusan referendum Brexit yang memilih keluar dari Uni Eropa. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami pelemahan ke level 14952. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 16385 dan 16825, sementara support pada level 14865 dan lalu 14850. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 20259. Minggu ini akan berada antara level resistance di 21340 dan 21645, sementara support di 19600 dan 18875.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau melemah tajam sekitar -3% setelah hasil referendum Brexit yang mengejutkan ekspektasi pasar, terutama pada sektor financial yang mengalami kerugian terburuk sejak tahun 2011. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah ke level 17,396.57, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18013 dan 18166, sementara support di level 17255 dan 16815. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 2,033.56 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2120 dan 2135, sementara support pada level 2025 dan 2001.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat lagi di minggunya yang keempat -pada posisi dua tahun tertingginya- oleh bertambah meningkatnya permintaan safe haven assets setelah referendum Brexit, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat ke level $1318.40 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1360 dan berikut $1390, serta support pada $1200 dan $1125. Di Indonesia, harga emas terpantau melejit ke level Rp565,471.
Ketrampilan investor dalam berinvestasi pada hari-hari ini seperti sedang diuji. Situasi pasar yang sedang bergejolak tinggi, namun sebagian lagi nampak dalam konsolidasi, itu membutuhkan kemampuan analisis yang jeli supaya tidak salah ambil keputusan investasi, baik untuk masuk ataupun keluar pasar. Ketrampilan biasanya berbanding lurus dengan pengalaman atau jam terbang. Ini juga yang sering menjadi kendala bagi banyak investor karena masih memiliki banyak aktivitas lain di samping trading investasi. Bagi Anda yang sering tidak cukup punya waktu, vibiznews.com adalah sobat investasi Anda. Kami memang ada di bidang ini, siang dan malam, tanpa henti untuk juga membantu Anda. Untuk Anda yang telah mengalaminya, disampaikan terimakasih untuk para members yang telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group