Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Jumat dini hari (01/07) berakhir lemah, terpicu penguatan dollar AS.
Dolar AS naik tipis terhadap sterling dan euro pada akhir perdagangan mata uang hari Kamis setelah dua hari berturut-turut menurun karena investor menjadi lebih berhati-hati menjelang pengumuman politik di Inggris pasca keputusan Brexit. Indeks dolar AS, yang mengukur dollar AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama, terakhir naik 0,4 persen pada 96,15.
Kenaikan nilai tukar dollar AS membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih mahal bagi para pembeli luar negeri sehingga permintaannya ikutan tergerus melemah.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober 2016 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup anjlok sebesar -0,68 sen atau setara dengan -3,24 persen pada posisi 20,33 sen per pon.
Lihat : Harga Gula ICE Melonjak 5 Persen, Tertinggi 3,5 Tahun
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas dengan potensi penguatan dollar AS.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Support pada posisi 19,80 sen dan 19,30 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 20,80 sen dan 21,30 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang