Emas Indonesia Pecahkan Rekor, akan ke Mana Lagi?

3472

Akhir-akhir ini, pasca Brexit, harga emas dunia terpantau melejit. Kekuatiran akan pelemahan ekonomi global, yang dipandang bakal semakin tertekan setelah Brexit, menjadi sebagian pemicu meningkatnya permintaan emas sebagai aset “safe haven”. Demikian pula harga emas di Indonesia. Harganya melejit memecahkan rekor tertingginya, seputar level Rp600 ribu per gramnya. Apa yang sebenarnya terjadi di pasar, dan bakal ke mana harga emas ini?

Mungkin dapat dipandang sebagai kado Hari Raya, selamat bagi Anda investor aset emas. Harga emas dalam portfolio Anda terus menanjak nilainya. Di tengah situasi perekonomian global yang masih berjuang dalam menghadapi tekanan resesi global, gejolak bertambah setelah keputusan rakyat Inggris untuk ke luar dari Uni Eropa atau Brexit, harga emas terlihat dalam tren menanjak di pasar dunia.

Emas Rupiah Naik 23 Kali Lipat

Harga emas dunia beranjak dari level sekitar US$1.200 per troy ounce pada akhir Mei 2016 menjadi sekitar US$1.250 menjelang referendum Brexit. Keputusan rakyat Inggris untuk ke luar dari Uni Eropa pada 23 Juni 2016 yang lalu telah membuat harga emas dunia naik 8,6 persen di bulan Juni, dan berada di jalur keuntungan dalam dua kuartal berturut-turut, terpantau pada level sekitar US$1.375.

Sedangkan harga perak global menuju kuartal terbaik dalam hampir empat tahun, telah naik sekitar 19 persen. (Vibiznews, 1 Juli 2016).

Sementara itu, harga konversinya untuk spot emas dunia dalam mata uang rupiah, terpantau pada 6/7/2016 berada di level puncaknya, tertinggi dalam sejarah, mencapai posisi Rp583.106 per gram-nya. Setelah itu ada sedikit koreksi, namun masih terus bertengger di atas level Rp560 ribuan. Dengan demikian, dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, harga emas di Indonesia telah meningkat sekitar 23 kali lipat, atau 2200% kenaikannya! Beruntung bagi Anda investor pemegang emas.

 

emas indonesia-gold prices

Sumber: Gold Price Indonesia

Untuk harga emas Antam, maka harga tertingginya dicapai pada 25 Juni 2016, setelah pengumuman hasil Brexit, dengan menyentuh sampai level Rp610 ribu per 1 gram-nya.

 

Emas Sebagai Safe Haven

Emas telah naik sekitar 25% dalam tahun ini karena investor dunia berbondong-bondong menuju ke aset safe haven setelah dampak dari pemilihan suara Brexit menyebabkan nilai pound turun ke level terendah dalam tiga dekade terakhir dan ditambah dengan anjloknya saham-saham global.

Emas secara tradisi telah dikenal sebagai aset yang “aman”, menjadi pilihan investasi terutama di tengah situasi ekonomi ataupun politik yang bergejolak. Sebelum Brexit pun, harga emas telah menunjukkan tren naiknya di tengah kekuatiran pasar akan kecenderungan pelemahan ekonomi global. Dalam situasi demikian, emas adalah safe haven karena dapat melindungi nilai kerugian yang mungkin diterima investor akibat ketidakpastian ekonomi. Permintaan akan emas pun menanjak.

Rilis dari World Gold Council (WGC – Dewan Emas Dunia), mengenai Gold Demand Trend Report pada kuartal pertama 2016, disebutkan bahwa permintaan emas dunia telah menanjak sebesar 1.289 ton, suatu kenaikan signifikasn sebesar 21% dari kuartal pertama tahun 2015. WGC menyebutkan bahwa faktor utama kenaikan permintaan yang cukup mengagetkan ini datang dari permintaan untuk tujuan investasi, terutama sekali pada perdagangan bursa komoditas exchange-traded funds. (Gold Demand Trends, World Gold Council, May 2016).

Dari laporan WGC ini terlihat dominasi kenaikan permintaan akan emas dunia belakangan ini jelas berasal dari kalangan investor. Kemudian, pasca Brexit, harga emas terpantau naik lagi pada perdagangan bursa komoditas dan saham global, terpicu ketidakpastian yang sedang berlangsung terkait keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa yang memicu gelombang baru permintaan untuk logam safe haven. (Vibiznews, 6/7/2016).

Gelombang baru permintaan safe haven emas. Mengapa? Dewasa ini, termonitor sentimen negatif pasar yang merebak karena para investor global kuatir bahwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) akan memperlambat ekonomi global, sehingga permintaan energi mungkin tumbuh lemah. Kekuatiran Brexit saat ini telah memukul pasar properti Inggris dan menjatuhkan pound sterling ke level terendah dalam 31 tahun. Sementara data ekonomi China kemungkinan juga cenderung akan menunjukkan perdagangan dan investasi yang lemah.

Bullish Baru Dimulai?

Setelah rally tajam, terutama oleh keputusan Brexit, banyak investor bertanya, akan ke mana harga emas ini? Untuk Anda yang berinvestasi emas di Indonesia, setelah harga puncaknya ini, apakah merupakan waktu menjual atau bertahan karena harga masih bisa naik.

Berbeda dengan pasar Indonesia, harga emas dunia hari-hari ini belumlah pada level rekor tertingginya. Emas pernah mencapai posisi puncaknya pada September 2011, saat harga sempat menyentuh sekitar level US$1.920 per troy ounce. Saat itu, dalam rupiah, harga emas sekitar Rp509 ribu. Secara teknikal, tentunya harga emas dunia masih berpotensi untuk menanjak naik lagi di atas level pasca Brexit ini.

Harga emas bisa mencapai setinggi US$1.424 per ons pada akhir tahun 2016 ini, demikian rata-rata pandangan dari 12 perkiraan analis dan pedagang dari New York hingga London seperti yang disurvei Bloomberg baru-baru ini. Itu diperkirakan akan menjadi level yang tertinggi sejak Agustus 2013 yang lalu.

Di tempat lain, salah satu bank investasi besar dunia, UBS, terakhir menyebutkan bahwa era bullish pasar emas kemungkinan baru saja dimulai. Strategist di UBS antara lain menyampaikan bahwa kondisi suku bunga yang rendah dan negatif saat ini telah memperkecil gap antara memegang emas terhadap aset investasi lainnya, sehingga memiliki emas dalam portfolio merupakan pilihan yang menarik di tengah bertambahnya ketidakpastian ekonomi makro global. Investment bank ini memperkirakan dalam waktu dekat ini harga emas segera menyentuh level US$1.400. (CNBC, 8/7/2016).

Menyaring dari pandangan dan penilaian praktisi dan analis investasi global di atas, nampaknya kemungkinan di Indonesia harga emas akan segera terbiasa bertengger di level Rp600 ribuan dalam waktu dekat ini. Penulis sendiri perkirakan level resistant yang akan ditemui menuju akhir tahun ini sekitar level US$1.430 per troy ounce-nya, saat mana kemungkinan harga emas dalam rupiah sekitar Rp610 ribu atau Rp620 ribuan pada harga Antam.

Lalu, akan ke mana lagi? Menarik untuk diamati lebih lanjut, apakah yang kemudian akan terjadi di pasar global. Di bursa komoditas, harga emas pernah menanjak mengarah ke level US$2.000. Apakah sejarah akan terulang? Waktu nanti akan membuktikannya. Menjelang itu, analisis pasar ini akan ditambah dan dipertajam lagi.

Bagi Anda pemegang investasi emas, sekali lagi, disampaikan selamat! Selamat menikmati kado Lebaran 2016 Anda. Keputusan Anda berinvestasi emas ternyata tidak salah pilih.

 

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here