Bursa saham Indonesia terpantau dalam pergerakan rally. Setelah menembus level psikologis 5000 sebelum liburan Lebaran yang lalu (30/6/2016), IHSG terlihat masih bertenaga melanjutkan penguatan melewati level 5100 (13/07/2016). Sepanjang tahun ini atau year-to-date, indeks saham sudah tumbuh lebih dari 11%. IHSG terlihat bertengger di posisi kedua indeks saham berkinerja terbaik di Asia, di bawah indeks saham Thailand. Mau ke mana lagi indeks kita ini?
Fundamental ekonomi Indonesia yang dipandang baik, ditambah lagi dengan telah disetujuinya RUU Tax Amnesty yang jelasnya bakal menarik dana masuk dari luar negeri yang dapat dialokasikan untuk pembangunan lebih lanjut sektor infrastruktur, telah membuat para investor asing mengalirkan dana portfolionya ke bursa kita. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, total pembelian bersih oleh investor asing di pasar saham domestik sejak awal tahun hingga 12/07/2016 telah mencapai Rp 17 triliun. Optimisme investor asing pun dipercaya telah pulih setelah mencatat penjualan bersih sepanjang tahun lalu sebesar Rp 23 triliun.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2016 ini diperkirakan bakal terus membaik. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara, dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) di DPR (13/07/2016) menjelaskan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2016 akan mencapai 5,2%, atau lebih tinggi dari realisasi tahun lalu yang sebesar 4,8%. Sedangkan pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi diproyeksi pada rentang 5,3-5,9%.
Di pasar modal terlihat imbas dari sentimen positif ini dengan PER indeks saham Indonesia per 12/07/2016 tercatat sebesar 27,24 kali, kalah dari PER indeks ASX Australia, yang tercatat 48,67 kali. Dibandingkan indeks bursa saham lainnya, Hang Seng, misalnya, mencatatkan PER sebesar 10,53 kali, dan KOSPI tercatat 16,75 kali.
Lalu, akan ke mana IHSG berikutnya ini? Analisis Vibiz Research menilai bahwa indeks saham masih berpeluang untuk menanjak ke level 5350 dahulu. Sementara untuk akhir tahun, kemungkinan level menuju 5500 akan dapat tercapai. Level intraday IHSG tertinggi ada di level 5524 yang tercapai pada 29-03-2015 tahun yang lalu. Mengenai sektor saham yang berpeluang menguat hingga akhir tahun nanti kemungkinan ada pada perbankan, properti, konstruksi, dan infrastruktur.
Tekanan koreksi tentu saja akan datang, dan itu adalah hal yang lumrah di bursa pasar modal. Aksi profit taking sewaktu-waktu akan menghadang. Tekanan pasar global akan menerpa juga, salah satunya dari rencana kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan dinaikkan sekali atau dua kali lagi di tahun ini. Posisi support nampaknya tidak akan lagi jauh di bawah level 4900.
Alfred Pakasi ,CEO Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group