Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Kamis dini hari (14/07) ditutup turun, tertekan anjloknya harga minyak mentah.
Harga minyak mentah AS merosot lebih dari 4 persen pada akhir perdagangan hari Rabu di AS, setelah pemerintah AS melaporkan hasil penarikan persediaan minyak mentah yang lebih kecil dari perkiraan untuk minggu lalu.
Persediaan minyak mentah turun 2,5 juta barel dalam pekan sampai 8 Juli, kurang dari ekspektasi analis untuk penurunan dari 3 juta barel, demikian lengan statistik dari Departemen Energi AS mengatakan.
Harga minyak mentah berjangka AS berakhir turun $ 2,05, atau 4,4 persen, ke $ 44,75 per barel.
Lihat : Harga Minyak Mentah AS Merosot Lebih 4 Persen Setelah Laporan EIA
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih rendah akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi gula dibandingkan etanol.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober 2016 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot sebesar -0,24 sen atau setara dengan -1,22 persen pada posisi 19,48 sen per pon.
Lihat : Harga Gula ICE Turun Hampir 3 Persen Tergerus Profit Taking
Malam nanti akan dirilis data Jobless Claim yang diindikasikan meningkat, dan data PPI yang diindikasikan menurun. Jika terealisir dapat melemahkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan potensi pelemahan dollar AS. Namun perlu dicermati pergerakan harga minyak mentah.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 19,00 sen dan 18,50 sen. Sedangkan level Resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 20,00 sen dan 20,50 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang