Pada akhir perdagangan Rabu dini hari (20/07), harga batubara Rotterdam lanjutkan pelemahan, berakhir turun tertekan pelemahan harga minyak mentah.
Harga minyak mentah turun sebanyak 1 persen untuk hari kedua berturut-turut pada penutupan perdagangan Rabu dinihari tadi karena penguatan dolar AS.
Dolar AS naik ke tertinggi empat bulan terhadap sekeranjang mata uang utama pada hari Selasa setelah rilis data yang menunjukkan data perumahan AS naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan Juni, yang mendukung kekuatan dalam ekonomi AS.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berakhir turun 59 sen, atau 1,3 persen, di $ 44,65. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent berakhir turun 30 sen, atau 0,6 persen, pada $ 46,66 per barel.
Lihat : Harga Minyak Mentah Turun 1 Persen Terganjal Penguatan Dollar AS
Dengan pelemahan harga minyak mentah tersebut, harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan September 2016 merosot di posisi 59,80 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -1,65 dollar atau setara dengan -2,69 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Lihat : Harga Batubara Rotterdam Retreat Terganjal Pelemahan Minyak Mentah
Malam nanti akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA yang diindikasikan terjadi penarikan namun kurang dari perkiraan. Jika terealisir akan menekan harga minyak mentah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi turun dengan sentimen pelemahan minyak mentah akibat sentimen kekenyangan global.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 59,30 dollar dan support kedua di level 58,80 dollar. Sedangkan level resistance yang akan diuji jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 60,30 dollar dan 60,80 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang