Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Jumat dinihari (22/07) ditutup merosot. Pelemahan harga kakao mengabaikan pelemahan dollar AS. Kekuatiran pelemahan pertumbuhan ekonomi global masih menekan sehingga menimbulkan aksi profit taking.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional pada Selasa (19/07) merevisi turun proyeksi pertumbuhan global tahun 2016 dan 2017, karena ketidakpastian seputar keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit.
IMF memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,1 persen pada 2016 dan 3,4 persen pada tahun 2017, keduanya lebih rendah 0,1 persen dari perkiraan pada bulan April, menurut laporan World Economic Outlook yang diperbarui yang dirilis pada Selasa.
Lihat : IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Akibat Brexit
Di akhir perdagangan Jumat dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak September 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup anjlok. Harga komoditas tersebut ditutup turun sebesar -67 dollar atau -2,26 persen pada posisi 2.902 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat terbatas jika pelemahan dollar AS terus berlanjut.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Resistance pada posisi 2.950 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 3.000 dollar. Sedangkan level Support yang akan ditembus jika terjadi penurunan ada pada 2.850 dollar dan 2.800 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang