Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Selasa dini hari (02/08) ditutup turun, tergerus melemahnya harga minyak mentah.
Harga minyak mentah AS pada akhir perdagangan Selasa dinihari tadi berakhir melemah tajam setelah sempat menembus di bawah $ 40 per barel untuk pertama kalinya sejak April, tertekan oleh survei yang menunjukkan produksi dalam OPEC mencapai rekor tertinggi bulan lalu di tengah penambahan terbesar kilang minyak AS dalam dua tahun.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas intermediate (WTI) berakhir 3,7 persen lebih rendah, atau $ 1,54, pada $ 40,06, penyelesaian terendah sejak 20 April setelah meluncur serendah $ 39,86 setelah tengah hari.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun $ 1,34, atau 3,1 persen, pada $ 42,19 per barel, setelah mencapai intraday rendah $ 41,87.
Lihat : Harga Minyak Mentah Tenggelam Lebih 3 Persen, Sempat Tembus Dibawah $ 40
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih rendah akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi gula dibandingkan etanol.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober 2016 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup retreat sebesar -0,24 sen atau setara dengan -1,26 persen pada posisi 18,81 sen per pon.
Lihat : Harga Gula ICE Akhir Pekan Turun 1 Persen; Bulan Juli Merosot 9 Persen
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan potensi pelemahan dollar AS dipicu ketidakpastian kenaikan suku bunga AS dan melemahnya data ekonomi.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 19,30 sen dan 19,80 sen. Sedangkan level Support yang akan dites jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 18,30 sen dan 17,80 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang