Jelang akhir perdagangan saham hari terakhir pekan ini untuk sesi pertama (5/8), saham PT United Tractors Tbk (UNTR) alami profit taking yang besar khususnya dari investor asing dengat net sell Rp22 miliar lebih. Tekanan asing tersebut datang oleh lonjakan saham perdagangan sebelumnya hingga naik ke puncak tertinggi 10 bulan atau naik sekitar 1300 poin.
Sebelumnya perseroan melaporkan kinerja keuangannya sepanjang 6 bulan pertama terpangkas sangat besar, dan sebagian besar disebabkan oleh kerugian kurs dan berkurangnya pendapatan. Ternyata dari laporan perseroan tersebut UNTR belum banyak menggunakan capex yang dianggarkan hingga Rp3,5 triliun, dimana perseroan baru menyerap Rp800 miliar saja. Analis melihat UNTR berhati-hati untuk ekspansi dikarenakan sepinya pasaran bisnis perseroan seperti penjualan alt berat dan juga pertambangan.
Sepanjang 6 bulan pertama tahun 2016 laba bersih yang didapatkan UNTR berkurang sangat besar dari laba tahun lalu periode yang sama hingga 45%, yaitu menjadi Rp1,85 triliun. Buruknya kinerja keuangan perseroan selain disebabkan oleh menurunnya pendapatan dan juga kerugian kurs.
Turunnya pendapatan perseroan tersebut disebabkan terjadinya penurunan penjualan alat berat di semua sektor pengguna alat berat, kecuali sekttor konstruksi yang tetap meningkat. Pendapatan UNTR periode tersebut hanya Rp22,6 triliun sedangkan periode yang sama tahun 2015 mencapai Rp24,9 triliun.
Untuk pergerakan sahamnya di bursa perdagangan saham hari Jumat (5/8) saham UNTR dibuka flat pada level 17600. Saham anjlok cukup signifikan dan volume perdagangan hingga siang ini sudah mencapai 31 ribu saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham UNTR perdagangan sebelumnya bergerak rally dengan indikator MA bergerak datar dan stochastic bergerak naik mendekati area jenuh beli. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi rekomendasi trading hari ini pada target level support di level 17200 hingga target resistance di level 17800.
Lens Hu/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang