Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Rabu dini hari (10/08) ditutup turun, tergerus melemahnya harga minyak mentah.
Harga minyak mentah turun pada akhir perdagangan Rabu dinihari tadi karena kekhawatiran tentang kekenyangan minyak global mengimbangi perkiraan untuk penurunan mingguan persediaan minyak mentah AS.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate berakhir 25 sen lebih rendah, atau 0,58 persen, ke $ 42,77.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent turun 37 sen, atau hampir 1 persen, di $ 45,02 per barel.
Lihat : Harga Minyak Mentah Turun Tertekan Sentimen Kekenyangan Pasokan
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih rendah akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi gula dibandingkan etanol, sehingga produksi gula meningkat dan semakin menekan harga gula.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober 2016 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup retreat sebesar -0,16 sen atau setara dengan -0,78 persen pada posisi 20,39 sen per pon.
Lihat : Harga Gula ICE Naik Terpicu Kekuatiran Defisit Produksi
Namun penurunan lebih dalam harga gula tertahan sentimen perkiraan penurunan produksi. Lembaga konsultasi Brazil memangkas proyeksi untuk produksi gula musim ini di wilayah pusat-selatan negara itu. Lembaga tersebut mengurangi perkiraan untuk produksi gula di wilayah ini menjadi 34,1 juta ton dari 35,2 juta ton.
Datagro adalah di antara beberapa lembaga yang terus memperkirakan produksi Brazil jatuh tahun ini. Produksi gula Brasil dan ekspor baik naik pada bulan Juli sebagai hasil dari peningkatan cuaca.
Beberapa rumah perdagangan, seperti F.O. Licht dan Platts Kingsman, baru-baru ini menurunkan perkiraan mereka untuk kekurangan gula global tahun ini. Akibatnya, dana lindung nilai dipangkas posisi rekor panjang mereka di pasar gula selama bulan Juli.
Organisasi Gula Internasional dijadwalkan untuk merilis perkiraan skala penuh pertama untuk 2016/2017 di akhir Agustus. Angka awal menunjukkan defisit global sekitar enam juta ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan sentimen defisit produksi. Namun jika harga minyak mentah kembali merosot, akan menekan harga gula.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 20,90 sen dan 21,40 sen. Sedangkan level Support yang akan dites jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 19,90 sen dan 19,40 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang