Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Kamis dinihari (11/08) ditutup rebound. Penguatan harga kakao terpicu melemahnya dollar AS.
Produktivitas pekerja AS jatuh untuk kuartal berturut ketiga pada musim semi tahun ini. Data menekan indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama.
Penurunan tak terduga dalam produktivitas AS dapat mengkonfirmasi ketakutan Federal Reserve AS bahwa ekonomi bisa tergelincir ke dalam masa pertumbuhan lambat, mengurangi kesediaan bank sentral untuk menaikkan suku bunga.
Melemahnya dolar AS membuat komoditas kakao yang berbasis dolar ini menjadi lebih murah dalam mata uang lainnya.
Lihat : Harga Kakao ICE Turun Terpicu Pemulihan Cuaca Pantai Gading
Kenaikan harga kakao juga terpicu kedatangan biji kakao ke pelabuhan di Pantai Gading turun 14% dibandingkan tahun lalu, kata INTL FCStone.
Namun, diperkirakan permintaan kakao tidak kuat. Keputusan U.K. untuk keluar dari Uni Eropa membuat beberapa analis khawatir tentang kemerosotan ekonomi di Eropa, konsumen terbesar di dunia cokelat.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Desember 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 52 dollar atau 1,76 persen pada posisi 3.005 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi menguat jika dollar AS terus melemah dengan prospek memudarnya kenaikan suku bunga AS. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Resistance pada posisi 3.050 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 3.100 dollar. Sedangkan level Support yang akan ditembus jika terjadi penurunan ada pada 2.950 dollar dan 2.900 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang