Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Rabu dinihari (17/08) ditutup naik. Penguatan harga kakao terpicu perkiraan pengetatan produksi kakao.
Harga kakao berjangka naik lebih tinggi karena para pedagang terus mencermati prospek tanaman utama mendatang di penumbuh atas Pantai Gading.
Dealer mengatakan persediaan telah diperketat setelah defisit besar di seluruh dunia pada musim 2015/16 saat ini dan tanda-tanda masalah tanaman akan meningkatkan harga.
Cuaca mendung dan cahaya hujan merata pekan lalu di sebagian besar wilayah kakao utama Pantai Gading bervariasi untuk pengembangan tanaman utama berikutnya.
Lihat : Harga Kakao ICE Naik Terpicu Perkiraan Defisit Produksi
Pelemahan dollar AS juga menjadi pendukung kenikan harga kakao berjangka. Dolar mencapai level terendah dalam tujuh minggu pada hari Selasa karena para pedagang menahan perkiraan kenaikan suku bunga AS.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Desember 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 44 dollar atau 1,46 persen pada posisi 3.059 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan potensi penguatan dollar AS terpicu komentar hawkish pejabat Fed untuk kenaikan suku bunga AS. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Support pada posisi 3.010 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.960 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 3.110 dollar dan 3.160 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang