Harga CPO di bursa komoditas Malaysia terpantau naik pada perdagangan Rabu siang (24/08). Kenaikan harga CPO siang ini terpicu perkiraan defisit pasokan CPO.
Sime Darby Bhd, perusahaan perkebunan kelapa sawit Malaysia yang terbesar di dunia, menyatakan produksi minyak sawit mentah dapat menurun 10 persen pada tahun fiskal 2017 di belakang pola cuaca El Nino tanaman yang merusak.
Fenomena yang membawa panas terik di Asia Tenggara, telah menurunkan hasil sawit di petani atas Indonesia dan Malaysia. Hal ini diperkirakan akan menurunkan pasokan minyak sawit global hingga 2 juta ton pada tahun 2016.
“Kami biasanya memproyeksikan sekitar 4-5 persen pertumbuhan. Tapi melihat efek tertinggal dari El Nino, kita menemukan bahwa itu mungkin penurunan sekitar 10 persen terhadap tahun berjalan,” demikian pernyataan Franki Anthony Dass, Managing Director perkebunan Sime Darby, mengatakan pada konferensi pers berikut hasil kuartal keempat perusahaan.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan. Harga kontrak November 2016 yang merupakan kontrak paling aktif menguat sebesar 24 ringgit atau 0,9 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.602 ringgit per ton.
Lihat : Harga CPO 23 Agustus Naik Tipis Terdukung Pelemahan Ringgit
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan sentimen perkiraan defisit pasokan.
Harga CPO berjangka kontrak November 2016 di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 2.650 ringgit dan 2.700 ringgit. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 2.550 ringgit dan 2.500 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang