Pada akhir perdagangan Kamis dini hari (25/08), harga batubara Rotterdam berakhir merosot tertekan anjloknya harga minyak mentah.
Harga minyak mentah memperpanjang penurunan pada akhir perdagangan hari Kamis dinihari, akibat kenaikan tak terduga persediaan minyak mentah AS yang menghidupkan kembali kekhawatiran tentang tingginya pasokan yang telah menekan harga selama dua tahun terakhir.
Persediaan minyak mentah AS naik 2,5 juta barel menjadi total 523.600.000 barel dalam pekan sampai 19 Agustus karena input kilang menurun dan produksi bensin turun, menurut Administrasi Informasi Energi (EIA). Analis memperkirakan 455.000 barel jatuh.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun $ 1,33, atau 2,77 persen, pada $ 46,77 per barel.
Harga minyak mentah berjangka patokan global Brent turun 93 sen, atau 1,86 persen, pada $ 49,03 per barel, setelah menyentuh intraday rendah $ 49,07.
Lihat : Harga Minyak Mentah Merosot 2,8 Persen Setelah Laporan EIA
Dengan pelemahan harga minyak mentah tersebut, harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan September 2016 merosot di posisi 59,00 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -0,75 dollar atau setara dengan -1,26 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Lihat : Harga Batubara Rotterdam Turun Terganjal Penguatan Dollar AS
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi lemah dengan sentimen pelemahan minyak mentah tertekan sentiment kekenyangan pasokan dan pesimisme pertemuan pembekuan produksi.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Support pada posisi 58,50 dollar dan support kedua di level 58,00 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 59,50 dollar dan 60,00 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang