Jelang penutupan perdagangan saham hari Senin (29/8), saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih terus alami tekanan jual dari investor asing cukup besar sejak 2 hari lalu hingga membuat saham sempat terkoreksi. Bersamaan dengan tekanan jual pada sahamnya, diberitakan bank pelat merah ini sedang mencari pinjaman ke luar negeri untuk membiayai proyek infrastruktur di negara ini.
BMRI harus mencari pinjaman ke luar negeri dikarenakan besarnya jumlah biaya yang dibutuhkan dan tenor utangnya tidak bisa didapat dari dalam negeri. Jumlah biaya yang dibutuhkan BMRI sebesar Rp5000 triliun sampai dengan 2019 membiayai infrastruktur yang dipercayakan kepadanya untuk membiayai proyek tersebut.
Untuk proyek infrstruktur hanya cocok dengan utang bertenor jangka panjang, yang tidak disediakan lembaga keuangan dalam negeri. Untuk mendapatkan biaya pinjaman ini perseroan mengincar pinjaman ke lembaga keuangan di 3 negara seperti Tiongkok, Jepang dan Jerman.
Mengenal kinerja keuangan perseroan terakhir, dalam 6 bulan pertama tahun ini BMRI hanya mendapatkan keuntungan sebesar Rp7,1 triliun atau lebih rendah sekitar 28,7% dari laba periode yang sama tahun lalu sebesar Rp9,9 triliun. Buruknya kinerja keuangan ini dipersalahkan meningkatnya biaya pencadangan pada kuartal II 2015 menjadi Rp9,9 triliun dari Rp4 triliun periode sebelumnya.
Untuk pergerakan sahamnya di lantai perdagangan bursa saham hari Jumat (2/9), saham BMRI dibuka lemah pada posisi 10875 dan saham ditutup pada level 11175. Volume perdagangan saham hari ini mencapai 106 ribu lot saham dengan net sell asing mencapai Rp5,5 miliar lebih.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham BMRI perdagangan sebelumnya bearsih dengan indikator MA bergerak naik dengan indikator Stochastic bergerak turun di area tengah menuju area jenuh jual.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak datar dengan +DI yang bergerak turun menunjukan pergerakan BMRI dalam koreksi. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi rekomendasi trading berikutnya pada target level support di level 10870 hingga target resistance di level 11175.
Lens Hu/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang