Harga CPO di bursa komoditas Malaysia terpantau naik pada perdagangan Senin siang (05/05). Kenaikan harga CPO siang ini terdorong peningkatan permintaan dan menurunya persediaan CPO.
Permintaan pre-festival yang kuat dari India dan Tiongkok, ekspor minyak sawit Agustus Malaysia naik 26,9% dari bulan sebelumnya, berdasarkan perkiraan kargo dari surveyor SGS dan ITS. Kenaikan secara bulanan pada ekspor lebih tinggi dari proyeksi CIMB sebelumnya dengan kenaikan 5%. Permintaan Tiongkok, khususnya, didorong oleh pemerintah menghentikan pelepasan cadangan minyak strategis, tambahnya.
Sementara itu, fenomena cuaca El Nino yang terlihat awal tahun ini terus berdampak pada produksi minyak sawit Malaysia, yang naik 5,4% pada bulan-bulan pada bulan Agustus – jauh lebih rendah daripada lima tahun Agustus rata-rata kenaikan 6,4%, kata laporan itu. CIMB sebelumnya telah memperkirakan produksi akan naik sekitar 8% MoM pada bulan Agustus.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan. Harga kontrak November 2016 yang merupakan kontrak paling aktif menguat sebesar 51 ringgit atau 2,0 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.646 ringgit per ton.
Lihat : Harga CPO 2 September Naik 2 Persen Terdorong Pelemahan Ringgit dan Kenaikan Minyak
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan sentimen perkiraan peningkatan permintaan dan penurunan pasokan. Namun perlu dicermati kenaikan Ringgit terhadap dollar AS, yang jika terus berlanjut akan menekan harga CPO.
Harga CPO berjangka kontrak November 2016 di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 2.700 ringgit dan 2.750 ringgit. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 2.600 ringgit dan 2.550 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
