Harga timah di bursa Malaysia menguat pada perdagangan Senin (05/09). Kenaikan harga timah terdukung penguatan bursa global.
Bursa saham AS ditutup lebih tinggi pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari, dengan tiga indeks utama membukukan keuntungan mingguan, terdukung kenaikan harga komoditas setelah laporan pekerjaan yang mengecewakan. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 72,66 poin, atau 0,39 persen, menjadi ditutup pada 18,491.96, dengan kenaikan tertinggui saham Boeing dan saham Nike yang tertinggal terbesar. Indeks S & P 500 menguat 9,12 poin, atau 0,42 persen, menjadi berakhir pada 2,179.98, dengan sektor utilitas memimpin semua sektor yang lebih tinggi. Indeks Nasdaq ditutup 22,69 poin lebih tinggi, atau 0,43 persen, pada 5,249.90.
Lihat : Bursa Wall Street Akhir Pekan Naik Setelah NFP AS; Mingguan Naik 0,5 Persen
Demikian juga, Bursa Saham Eropa ditutup lebih tinggi pada akhir pekan Jumat malam setelah data pekerjaan AS untuk Agustus jatuh jauh dari harapan, meredam harapan kenaikan suku bunga AS bulan September.
Indeks STOXX 600-Eropa pan ditutup 2,1 persen lebih tinggi dan bukukan kenaikan 2,0 persen lebih tinggi pada pekan ini.
Lihat : Bursa Eropa Akhir Pekan Naik Setelah NFP AS Merosot, Dorong Kenaikan Mingguan 2 Persen
Sementara itu bursa Asia siang ini terpantau bergerak di zona hijau. Semua indeks utama kawasan Asia membukukan kenaikan.
Harga timah di bursa komoditas Malaysia terpantau mengalami kenaikan hari ini. Harga logam industri ini diperdagangkan pada posisi 19.330 dollar per ton, naik sebesar 150 dollar atau 0,8 persen dari penutupan sebelumnya pada 19.180.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga timah Malaysia pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat terbatas dengan potensi penguatan bursa global setelah meredanya harapan kenaikan suku bunga AS. Harga akan menghadapi level Resistance di posisi 19.500 dollar dan 19.700 dollar. Akan tetapi jika terjadi penurunan, harga timah akan menghadapi level Support di 19.100 dollar dan 18.900 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
