Harga CPO di bursa komoditas Malaysia terpantau naik pada perdagangan Selasa siang (06/09). Kenaikan harga CPO siang ini terdukung pelemahan Ringgit dan kenaikan harga minyak mentah sesi Asia.
Terpantau mata uang Ringgit melemah terhadap dollar AS. Pasangan kurs USDMYR menguat 0,1 persen pada 4.0763.
Pelemahan ringgit menjadikan harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih murah bagi pembeli luar negeri sehingga permintaannya meningkat.
Kenaikan harga CPO juga didukung kenaikan minyak mentah pada sesi perdagangan Asia.
Harga minyak mentah memperpanjang kenaikan pada perdagangan sesi Asia Selasa (06/09), didukung kesepakatan produsen utama Rusia dan Arab Saudi untuk bekerja sama dalam menstabilkan pasar minyak, tapi kurangnya tindakan untuk mengendalikan keluaran membatasi keuntungan.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November naik 12 sen ke $ 47,75 per barel pada 0330 GMT, setelah berakhir naik 80 sen pada hari Senin.
Minyak mentah NYMEX untuk pengiriman Oktober tipis pada Senin karena libur Hari Buruh AS. Ini diperdagangkan sekitar 20 sen lebih tinggi dari akhir Senin, naik 87 sen menjadi $ 45,31 per barel. Ini naik sejauh $ 46,53 pada hari Senin, tertinggi sejak 30 Agustus.
Lihat : Harga Minyak Mentah Sesi Asia Naik Terdorong Kesepakatan Rusia-Arab Saudi
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan. Harga kontrak November 2016 yang merupakan kontrak paling aktif menguat sebesar 4 ringgit atau 0,2 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.648 ringgit per ton.
Lihat : Harga CPO 5 September Naik 2 Persen Terdorong Peningkatan Permintaan dan Penurunan Persediaan
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan potensi pelemahan Ringgit.
Harga CPO berjangka kontrak November 2016 di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 2.700 ringgit dan 2.750 ringgit. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 2.600 ringgit dan 2.550 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang