Harga karet Tocom pada akhir perdagangan Kamis siang (08/09) berakhir naik. Harga karet alami berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu Januari 2017 naik terbantu kenaikan harga minyak mentah.
Harga minyak memperpanjang kenaikan lebih dari 1,5 persen pada hari Kamis pada sesi Asia setelah data industri menunjukkan penarikan mingguan terbesar dalam persediaan minyak mentah di lebih dari tiga dekade.
Persediaan minyak mentah AS secara mengejutkan jatuh 12,1 juta barel pekan lalu, data dari American Petroleum Institute menunjukkan setelah penyelesaian pasar pada hari Rabu, dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan sekitar 200.000 barel.
Harga minyak mentah berjangka NYMEX untuk pengiriman Oktober naik 79 sen menjadi $ 46,29, setelah mengakhiri sesi sebelumnya naik 67 sen.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November telah naik 75 sen menjadi $ 48,73 per barel pada 0400 GMT, setelah menetap sampai 72 sen pada hari Rabu.
Lihat : Harga Minyak Mentah Sesi Asia Mendaki 1,5 Persen Lebih
Kenaikan harga minyak mentah membuat biaya produksi karet sintetis menjadi lebih mahal. Dampaknya permintaan terhadap komoditas karet alami seperti yang diperdagangkan di Tocom mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Harga karet alami di Tocom untuk kontrak paling aktif yaitu untuk kontrak Februari 2017 siang ini berakhir naik sebesar 2,7 yen atau 1,3 persen pada posisi 158,10 yen per kilogram, naik dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan sebelumnya pada 156,10 yen per kilogram.
Lihat : Harga Karet Tocom 7 September Turun 1,5 Persen Tergerus Penguatan Yen
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga karet Tocom pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat terbatas dengan potensi kenaikan minyak mentah. Namun perlu dicermati jika Yen semakin menguat dapat menekan harga karet Tocom.
Harga diperkirakan akan menemui level Resistance di posisi 163,00 yen. Resistance selanjutnya ada di 168,00 yen. Sementara itu jika harga turun akan menemui Support di posisi 153,00 yen dan 148,00 yen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang