Perdagangan CPO di bursa Malaysia hari Jumat ini libur memperingati Malaysia Day. Sebelumnya pada hari Senin lalu bursa Malaysia juga libur memperingati Idul Adha.
Selama perdagangan tiga hari dalam pekan ini, harga CPO masih naik tipis. Kontrak teraktif November 2016, pada Selasa (13/09) harga ditetapkan berakhir di 2592, pada Rabu (14/09) di 2564, pada Kamis (15/09) di 2594. Sehingga secara mingguan harga CPO naik 2 ringgit atau 0,1 persen.
Kenaikan harga CPO pada perdagangan Kamis terdukung pelemahan Ringgit dan kenaikan harga minyak mentah sesi Asia.
Untuk perdagangan selanjutnya Senin mendatang, maka perlu dicermati beberapa sentimen penting yang menjadi penggerak harga CPO.
Malaysia meningkatkan pajak ekspor Oktober CPO menjadi 6,5 persen dari 5 persen pada September. Kenaikan pajak ekspor minyak sawit mentah Malaysia untuk Oktober diperkirakan melemahkan permintaan untuk minyak tropis, tapi produksi mungkin di bawah rata-rata di bulan-bulan mendatang bisa mendukung harga.
Pudarnya harapan kenaikan suku bunga AS, memungkinkan pelemahan dollar AS dan menguatkan mata uang Ringgit.
Sementara itu, harga minyak mentah masih tertekan kekuatiran kekenyangan pasokan global.
Melihat sentimen negatif mendominasi, diperkirakan harga CPO tertekan.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan berbagai sentimen bearish.
Harga CPO berjangka kontrak November 2016 di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level Support pada posisi 2.550 ringgit dan 2.500 ringgit. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 2.650 ringgit dan 2.700 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang