Prospek Ritel Masih Positif, Lihat Pergerakan Saham-Sahamnya

592
SKDU Tw III 2022

Para analis saham menilai prospek industri ritel sampai akhir tahun masih tetap positif seiring dengan perbaikan ekonomi dan perubahan pola konsumen berbelanja ke toko-toko modern. Perkembangan internet juga menjadi pendorong pertumbuhan sektor ritel.

Data penjualan ritel pada Juli 2016 turun 6,7% dibandingkan Juli tahun lalu. Hal tersebut disebabkan majunya perayaan Hari Raya Idul Fitri sehingga puncak penjualan ada di bulan Juni. Indeks kepercayaan konsumen bulan Agustus juga turun 80 basis poin ke level 113 dibanding bulan sebelumnya 114.

Hal ini disebabkan oleh faktor pertengahan tahun dan Hari Raya Idul Fitri yang telah berakhir, serta gaji pegawai yang kembali normal. Meski begitu, para pakar industri menghitung penjualan naik 14,6% pada Agustus 2016 dibanding Agustus tahun lalu.
Faktor pendukungnya adalah inflasi rendah dan outlook ekonomi membaik. Hingga akhir tahun, diharapkan penjualan terus meningkat.

Karena itu, analis menilai saham seperti RALS, MAPI, dan LPPF memiliki prospek menarik karena nilai tukar rupiah cukup stabil. Selain itu, daya beli masyarakat berangsur membaik.
Sebagai contoh saham LPPF, milik PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang adalah market leader di sektor ritel, khususnya kebutuhan sandang. Tahun lalu pangsa pasar LPPF sebesar 42,8%.

Berikut pergerakan harga saham-saham di sektor ritel Indonesia. Sampai dengan pkl 14:20 siang ini, harga saham Ramayana (RALS) berada 10 poin dibawah harga penutupan hari Jumat, yaitu Rp.1150 per lembar. Harga saham MAPI naik 30 poin atau ,071%, menjadi Rp. 4270 sementara saham milik Matahari Dept. Store, LPPF turun 200 poin atau 1,04% ke harga Rp.19.000 per lembarnya.

Sebagai catatan PT Ramayana Lestasi Sentosa Tbk. (RALS) sedang mempersiapkan konversi 10 supermarket menjadi gerai waralaba ritel SPAR pada paruh kedua tahun ini.

RALS akan membuka toko SPAR di Parung, Samarinda, Garut, Makassar dan Pontianak. Adapun biaya investasi dalam pembukaan SPAR sekitar Rp.2 juta per meter persegi.
Dia menyebutkan raihan penjualan RALS sejak Januari-Agustus 2016 sudah mencapai 72,1% dari target senilai Rp8,3 triliun. Pada paruh pertama tahun ini, RALS mencatatkan penjualan senilai Rp4,36 triliun, tumbuh 27,1% year on year atau 52,53% dari target yang direncanakan.

Sepanjang Juni 2016, emiten ini berhasil membukukan laba senilai Rp254,1 miliar, tumbuh 179,7% dari posisi Rp90,8 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun margin laba bersih Ramayana mencapai 5,8% dari total penjualan bersih enam bulan pertama tahun ini.

SPAR adalah waralaba multinasional ritel dengan jumlah kira-kira 12.500 toko yang tersebar di 35 negara di dunia. SPAR kebanyakan beroperasi di negara-negara Eropa, Afrika, Asia dan Oceania. Rencananya perusahaan akan menggabungkan hingga 20 gerai supermarket termasuk Robinson dengan SPAR sepanjang tahun ini.

Selasti Panjaitan/ VMN/VBN/ Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here