Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Kamis dinihari (29/09) ditutup turun. Pelemahan harga kakao terpicu perkiraan surplus produksi kakao global.
Kakao berjangka turun karena para pedagang melihat ke depan untuk surplus potensi kakao di dunia.
Hujan telah meningkat di daerah tumbuhan kakao, dan pedagang telah mulai untuk menumpahkan taruhan bullish mereka di kakao.
“Curah hujan telah meningkat tingkat kelembaban,” kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
“Hal ini meningkatkan prospek tanaman utama, panen yang segera akan dimulai, dan menyusul defisit di musim yang sekarang hampir berakhir, menimbulkan harapan pertama penawaran yang baik dari kakao.”
Perkiraan surplus di pasar untuk musim 2016-17 sebanyak 200.000 ton.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Desember 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup turun. Harga komoditas tersebut ditutup turun sebesar -43 dollar atau -1,50 persen pada posisi 2.825 dollar per ton.
Malam nanti akan dirilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal kedua final, yang diindikasikan naik. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan melemah terbatas dengan potensi penguatan dollar AS.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Support pada posisi 2.775 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.725 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi pelemahan ada pada 2.875 dollar dan 2.925 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang