Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Selasa dinihari (25/10) ditutup lemah. Pelemahan harga kakao terpicu peningkatan produksi di Pantai Gading.
Hujan yang bercampur dengan matahari di sebagian besar wilayah penanaman utama kakao di Pantai Gading akan membantu menghasilkan lebih besar tanaman utama lagi dari tahun lalu, demikian pernyataan petani, Senin (24/10).
Pemanenan dan pemasaran tanaman utama Oktober-to-Maret sedang berlangsung di penghasil kakao utama dunia. Biji kakao mengering di desa-desa dan meningkatnya jumlah mobil yang mengangkut mereka keluar dari pedesaan.
Sudah ada cukup biji kakao di pohon-pohon untuk memastikan panen yang baik sampai Desember, kata petani. Cuaca dalam beberapa minggu ke depan akan menentukan bagaimana panen pada bulan Januari dan Februari.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Desember 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup turun. Harga komoditas tersebut ditutup melemah sebesar -20 dollar atau -0,73 persen pada posisi 2.705 dollar per ton.
Malam nanti akan dirilis data harga rumah Agustus dan CB Consumer Confidence Oktober yang diperkirakan menurun. Jika terealisir dapat melemahkan dollar AS
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat terbatas dengan pelemahan dollar AS.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Resistance pada posisi 2.750 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.800 dollar. Sedangkan level Support yang akan ditembus jika terjadi penurunan ada pada 2.650 dollar dan 2.600 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang