Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Jumat dinihari (28/10) ditutup lemah. Pelemahan harga kakao terpicu perkiraan peningkatan produksi kakao.
Kakao berjangka turun di tengah laporan cuaca yang menguntungkan dari produsen atas Pantai Gading dan perkiraan dari eksportir bahwa tanaman mendatang akan lebih besar dari yang sebelumnya.
Tanaman utama Pantai Gading akan meningkat pada musim 2016-2017 menjadi antara 1,27 juta dan 1,3 juta ton, demikian dinyatakan empat eksportir, Kamis. Tanaman utama sebelumnya 1,25 juta ton sesuai dengan proyeksi the Coffee and Cocoa Council (CCC).
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Desember 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup turun. Harga komoditas tersebut ditutup melemah sebesar -37 dollar atau -1,34 persen pada posisi 2.732 dollar per ton.
Malam nanti akan dirilis data pendahuluan pertumbuhan ekonomi AS Q3 yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan melemah terbatas dengan penguatan dollar AS.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Support pada posisi 2.680 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.630 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 2.780 dollar dan 2.830 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang