Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau mengalami penguatan terbatas didukung oleh masuknya terus dana asing serta aktifitas dan volume bursa yang mencapai rekor, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat tipis ke level 5,410.27.
Untuk minggu berikutnya (31 Oktober – 4 November), IHSG terlihat masih dalam konsolidasi sambil menantikan data ekonomi seperti inflasi serta laporan keuangan emiten untuk kuartal III. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5482 dan 5526, sedangkan support di level 5275 dan kemudian 5128.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat agak melemah sementara mata uang USD masih kuat di pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah terbatas ke level 13,045. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,165 dan 13,232, sementara support di level 12,926 dan 12,845.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting, termasuk pengumuman suku bunga dari the Fed, BOE dan RBA, serta data Non-Farm Employment Change yang kerap jadi fokus perhatian pelaku pasar. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Manufacturing PMI pada Selasa malam; dilanjutkan dengan rilis ADP Non-Farm Employment Change dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; diikuti dengan pengumuman Federal Funds Rate pada Kamis dini hari yang diperkirakan masih bertahan di level rendah 0.50%; disambung dengan data tenaga kerja Unemployment Claims dan ISM Non-Manufacturing PMI pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Non-Farm Employment Change serta Unemployment Rate pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris pada Selasa sore; diteruskan dengan rilis Construction PMI Inggris pada Rabu sore; berikutnya pengumuman Official Bank Rate dari bank of England (BOE) pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level rendah 0.25%.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Caixin Manufacturing PMI China pada Selasa pagi; disambung dengan pengumuman RBA Rate Statement (Australia) pada Selasa pagi yang diperkiran bertahan di level 1.50%.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat dalam konsolidasi di posisi tinggi karena masih kuatnya perkiraan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunganya pada Desember nanti, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau terpantau stabil seputar level 98.42, di level tujuh bulan tertingginya.
EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau naik ke level 1.0972. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0820 dan 1.0715 sementara resistance pada 1.1060 dan kemudian 1.1280.
GBPUSD, minggu lalu terlihat turun sedikit ke level 1.2189 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2014 dan kemudian 1.2000, sedangkan resistance pada 1.2785 dan 1.3445.
USDJPY, minggu lalu berakhir menguat ke level 104.80. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 105.70 dan 107.55, serta support pada 99.55 serta level 96.57.
AUDUSD, aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7689. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7405 dan 0.7285, sementara resistance level di 0.7765 dan 0.7850.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum agak mixed dengan lemahnya data manufaktur China sementara yen mengalami pelemahan. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penguatan ke level 17,446.41.
Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 17620 dan 18565, sementara support pada level 16725 dan lalu 16285. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 22954. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24365 dan 25660, sementara support di 22695 dan 21715.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau dalam konsolidasi dan berakhir mixed di antara ketidakjelasan arah pasar termasuk dengan berita FBI akan mengkaji ulang email baru terkait dengan Hillary Clinton. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat tipis ke level 18161.19, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18667 dan 19050, sementara support di level 17985 dan 17710. Index S&P 500 minggu lalu melemah terbatas ke level 2126.41 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2194 dan 2220, sementara support pada level 2114 dan 2073.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat kali ini di akhir pekan oleh berita FBI akan mengkaji ulang email dari Hillary Clinton yang menaikkan risiko pasar, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat ke level $1276.82 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1345 dan berikut $1376, serta support pada $1235 dan $1200. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah ke level Rp528,966.
Berita tentang pergerakan pasar di Amerika dan Eropa tidak pernah surut untuk memengaruhi pasang surutnya pasar investasi di global dan dalam negeri. Satu saat sepertinya memberi harapan, pada kesempatan lain memutuskan ekspektasinya. Sangat tidak menentu. Ketidakpastian semakin jelas merupakan suatu kepastian di pasar satu ini. Tidak perlu berharap pasar yang akan berubah. Kita, sebagai investor, yang harus beradaptasi dengan ketidakpastian pasar. Vibiznews.com dapat menjadi pendamping untuk memberikan pencerahan di tengah pasang surut, naik turun, dan ketidakjelasan pasar. Bagi Anda kami hadir. Untuk para partner, kami sampaikan terimakasih telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group
Editor: Jul Allens