Pada akhir perdagangan Selasa dini hari (08/11), harga batubara Rotterdam naik terdorong peningkatan harga minyak mentah.
Harga minyak mentah berakhir naik lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa dinihari (08/11), didukung keputusan FBI yang membebaskan calon Presiden AS Hillary Clinton terhadap tuduhan penyalahgunaan email, namun keuntungan dibatasi oleh rally dolar AS dan keraguan atas pengurangan produksi yang direncanakan OPEC.
Harga minyak mentah berjangka AS juga didukung oleh penurunan mingguan dari 442.077 barel minyak di pusat pengiriman AS di Cushing, Oklahoma untuk pekan yang berakhir hingga 4 November, menurut laporan monitoring energi Genscape.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 82 sen, atau 1,9 persen, pada $ 44,89 per barel untuk berakhir positif pertama dalam tujuh sesi.
Harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan pada $ 46,10 per barel, naik 52 sen, atau 1,1 persen, dari penutupan sebelumnya.
Lihat : Harga Minyak Mentah Naik 2 Persen Setelah FBI Bebaskan Clinton Dari Tuduhan Penyalahgunaan Email
Di akhir perdagangan harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak Desember 2016 berada di posisi 88,30 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penguatan sebesar 1,40 dollar atau setara dengan 1,61 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah tertekan penguatan dollar AS dengan kemungkinan besar Hillary Clinton terpilih menjadi Presiden AS.
Harga batubara berjangka berpotensi menguji level Support pada posisi 87,80 dollar dan Support kedua di level 87,30 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 88,80 dollar dan 89,30 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang