Harga gula berjangka ICE ditutup naik pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Kamis dinihari (08/11). Harga komoditas ini mengalami penguatan terdukung kenaikan harga minyak mentah.
Harga minyak mentah ditutup naik pada akhir perdagangan Kamis dinihari (10/11), setelah pasar keuangan AS bangkit kembali setelah tergelincir mengikuti kemenangan mengejutkan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.
Harga minyak mentah berjangka AS ditutup naik 36 sen atau 0,80 persen pada $ 45,34, naik dari sesi rendah $ 43,07.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 31 sen, atau 0,67 persen, pada $ 46,35 per barel, setelah jatuh ke $ 44,40, terendah sejak 11 Agustus
Lihat : Harga Minyak Mentah Rebound Mengikuti Kebangkitan Pasar Keuangan
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih tinggi akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi etanol dibandingkan gula, sehingga produksi gula menurun dan semakin meningkatkan harga gula.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau menguat. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup naik sebesar 0,14 sen atau setara dengan 0,64 persen pada posisi 22,11 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga gula berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi lemah dengan penguatan dollar AS setelah Donal Trump menjadi Presiden AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada Support 21,60 sen dan 21,10 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 22,60 sen dan 23,10 sen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang