Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York akhir pekan Sabtu dini hari (12/11) berakhir naik tipis terpicu peningkatan permintaan.
Jack Scoville, wakil presiden Price Futures Group mengatakan harga gula telah dalam tren bullish menjelang pemilu dengan perkiraan bahwa permintaan gula tahun ini akan melebihi pasokan.
Namun meningkatnya permintaan tertekan oleh melonjaknya dollar AS akhir pekan. Dolar AS naik ke level tertinggi dalam sembilan bulan terhadap sekeranjang mata uang utama pada hari Jumat dan berada di jalur untuk minggu yang terbaik dalam satu tahun karena investor terpengaruh bahwa pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump akan meningkatkan inflasi AS.
Didukung oleh laporan sentimen konsumen AS lebih kuat dari yang diperkirakan dan keuntungan yang solid terhadap euro dan dolar Kanada, indeks dolar naik ke tertinggi sejak 1 Februari
Pada penutupan perdagangan Sabtu dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami kenaikan tipis. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup naik tipis sebesar 0,05 sen atau setara dengan 0,23 persen pada posisi 21,70 sen per pon.
Secara mingguan harga gula masih negatif, turun -0,14 persen, sebagian besar tertekan penguatan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 21,20 sen dan 20,70 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 22,20 sen dan 22,70 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang