Indeks Harga Saham Gabungan pada penutupan perdagangan hari Selasa (15/11) berakhir melemah 0,7 persen pada 5078.50 yang masih dipicu keluarnya modal asing cukup besar dari bursa. Demikian juga untuk indeks LQ 45 semakin tertekan ke posisi 849 atau anjlok hingga 0,7%.
Tekanan jual investor asing yang paling kuat menekan IHSG mencapai net sell Rp551 miliar. Dimana sentimen yang menguatkan alasan investor asing tersebut yaitu menurunnya surplus perdagangan luar negeri yang dilaporkan BPS periode bulan Oktober. Penurunan defisit ini dikarenakan membengkaknya impor.
IHSG kembali masuk zona merah oleh anjloknya banyak saham 8 sektor dengan pelemahan tertinggi pada sektor agri dan sektor mining yang anjlok 1,73% dan 5,54% masing-masing. Hingga akhir sesi 2 tercatat hanya 151 saham menguat dengan 90 saham melemah. Sampai sore ini terjadi transaksi perdagangan sebanyak 10 miliar saham dengan nilai saham mencapai 8,7 triliun, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 360897 kali.
Lihat : IHSG 15 November Sesi 1 Naik Terdukung Penguatan Rupiah
Saham unggulan dari 8 sektor tersebut yang telah menekan IHSG seperti saham INCO, ADRO, ITMG, PTBA, LSIP, AALI, BMTR, UNTR, MNCN, ADHI, WIKA, INTP, SMGR, UNVR, GGRM, KLBF, KAEF dan BSDE.
Sebaliknya terdapat 2 sektor yang menghijau seperti saham finance dan infrastruktur dengan saham-saham unggulan penopangnya seperti saham TLKM, BMRI, dan BBCA.
Untuk perdagangan esok harinya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan IHSG berpotensi menguat kembali oleh kuatnya nilai tukar rupiah.
Lens Hue/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang